Langsung ke konten utama

Sinshe versus insinyur

Sinshe VERSUS insinyur

Seorang insinyur menganggur untuk waktu lama. Dia tidak bisa menemukan pekerjaan sehingga ia membuka klinik medis dan menempatkan tanda di luar:

"Dapatkan perawatan penyakit Anda dengan membayar sebesar Rp 1 juta. Jika tidak sembuh, maka uang Anda kembali Rp 2 juta".

Seorang sinshe Cina yang sedang lewat merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk mendapatkan Rp 2 juta lalu masuk ke klinik insinyur itu.

Sinshe: "Saya telah kehilangan indera pengecap di mulut saya."

Insinyur: "Perawat, bawa obat-obatan dari kotak 69 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."

Sang perawat pun melakukannya dan si sinshe berteriak dengan keras.

Sinshe: "Ini adalah taik ayam !"

Insinyur: "Selamat ! Indera pengecap Anda sudah pulih kembali. Biayanya Rp 1 juta."

Sinshe merasa terganggu dan kembali lagi setelah beberapa hari kemudian untuk mendapatkan uangnya kembali.

Sinshe: "Saya telah kehilangan daya ingat saya, saya tidak ingat apa-apa."

Insinyur: "Perawat, bawalah obat-obatan dari kotak 69 dan taruh 3 tetes di mulut pasien."

Sinshe: "knp Anda beri sy taik ayam lg ?"

Insinyur: "Selamat ! Ingatan Anda telah kembali. Biayanya Rp 1 juta."

Sinshe marah dan kembali setelah beberapa hari lagi dengan berjalan seolah-olah buta.

Sinshe: "Penglihatan saya menjadi sangat lemah."

Insinyur: "Maaf, saya tidak memiliki obat untuk ini. Silakan ambil uang Rp 2 juta ini."

Sinshe: "Tapi ini adalah Rp 1 juta !!"

Insinyur: "Selamat! Penglihatan Anda telah kembali dan itu biayanya Rp 1 juta !"

Insinyur dilawan !

ketawa dulu yuuuuk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin