Langsung ke konten utama

Belajar Ikhlash

# Ramadhan ke-12

BELAJAR IKHLAS

Suatu hari saya berkunjung ke rumah seseorang yang saya anggap wajib dibantu. Rumahnya kecil, sederhana, dengan penghuni yang sangat banyak. Saya membawa berbagai keperluan dapur untuk sekedar membantunya. Si tuan rumah menerima bingkisan dari saya dan mengucap "nggih atau iya" saja setelah itu menutup pintu. Saya heran, selama ini kalau memberi sesuatu pasti orang akan bilang, "Terima kasih." Tapi ini tidak.

Saya berbaik sangka, orang itu lupa tidak mengucapkan terima kasih. Saya pun menunggu ucapan itu yang mungkin dalam momen lain akan diucapkannya. Tapi setiap saya bertemu dalam beberapa hari berikutnya, satu ucapan terima kasih tak juga dia sampaikan. Saya pun memberi bingkisan lagi suatu hari. Kejadiannya tetap sama. Si tuan rumah tidak mengucapkan terima kasih. Rasanya hati ini .......

Saya pun menemui seseorang yang saya kenal sebagai ahli shadaqah. Bukan karena shadaqahnya yang secara nominal banyak. Tapi karena keikhlasannya menshadaqahkan hampir 25% dari penghasilannya yang tidak seberapa. Saya menyampaikan uneg-uneg dan kejengkelan saya tentang peristiwa itu. Beliau hanya tersenyum. Nasihat beliau kira-kira begini.

"Betapa capeknya njenengan nunggu kata terima kasih dari orang yang diberi. Eman-eman (sayang) hatinya, energinya, waktunya untuk mengingat sesuatu yang tidak penting, yaitu sekedar mendengar ucapan terima kasih. Orang itu dishadaqahi karena kemiskinannya, bukan karena kepandaiannya mengucapkan terima kasih. Meskipun orang miskin yang pandai berterima kasih itu lebih menyenangkan dan lebih disukai Allah. Jangan hentikan shadaqahmu pada orang itu. Menghentikan shadaqah hanya karena orang yang diberi tidak mengucap terima kasih itu riya. Dengan orang-orang seperti itulah sesungguhnya kita belajar ikhlas."

Jleb. Kata-kata orang itu jauh menembus ke hati saya. Betul, saya ini masih jauh dari ikhlas dan masih harus terus belajar tentang ikhlas ini. Bismillah .....

Matur suwun nasihatnya. Semoga Allah mengangkat derajat panjenengan tersebab keikhlasan bershadaqah. Amin.

29.06.2015
Kusmarwanti Noe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Digital untuk Siswa dan Guru

Buku mata pelajaran umum tingkat MTs Buku kelas VII Buku siswa IPS Kelas VII MTK Kelas VII Semester 1 MTK Kelas VII Semester 2 PJK (Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan) Kelas VII PKn Seni Budaya Prakarya sem 1 Prakarya sem 2 Buku Mata pelajaran umum tingkat MTs Buku pelajaran PAI untuk tingkat MTs MAPEL UMUM Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Matematika BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zanloOE1uUGRjVUk&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Bahasa Inggris BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zTmltd2JtVFMwVDQ&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Seni Budaya BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zdWtEMWF0SndRdU0&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 2.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zRE9pQUlnWmt4QTA&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zMlFxNGgyLTkxdGc&export=download Kelas 8\Buku Siswa...

Sapu Terbang

Hari masih pagi. Siti bangun tidur. Dia masih ingat cerita ibu tadi malam. Cerita tentang penyihir dan sapu terbang. Ya, sapu yang bisa terbang. Siti ingin naik sapu terbang. Melayang-melayang di langit. Berputar-putar di atas atap rumah. Siti berjalan ke luar kamar. Di ruang tengah, ayah sedang menyapu. Siti melihat sapu itu bergerak maju mundur. Di lantai ada kertas, bungkus permen, batang korek api, dan debu. Sampah-ampah itu dikumpulkan dengan sapu lalu didorong ke dalam sekop. Selesai menyapu, Ayah pergi ke dapur. Siti bertanya dalam hati, “Mengapa ayah tidak terbang dengan sapu itu?” Siti mengambil sapu itu. Menyeretnya ke halaman. Tangannya memegang tangkai sapu. Dia berdiri di atas rambut sapu. “Ayo terbang.” Siti berpengangan pada tangkai sapu. Kuat sekali. Dia takut jatuh. “Enak juga naik sapu”. Siti melihat langit. Dia ingin terbang ke atas sana. Tangkai sapu ditarik ke atas. “Mengapa sapu ini tidak bisa terbang tinggi? Mungkin aku harus terbang ke atas at...

Mengunduh Daftar Nilai Hasil UBK dengan Moodle

  Salah satu kelebihan moodle sebagai LMS adalah membebaskan guru atau panitia tes/ujian dari tugas atau beban mengoreksi dan menilai lembar jawaban tes. CBT atau UBK dengan Moodle, tugas koreksi dan menilai sudah ditangani oleh sistem Moodle secara otomatis. Kita dapat menguduh daftar nilai peserta tes, bahkan beserta catatan respon/jawaban setiap peserta untuk masing-masing butir soal. Setelah tes/ujian/UBK selesai, kita dapat mengunduh daftar nilai pada bagian Grades. Mengunduh Daftar Nilai Moodle Langkah-langkah mengunduh daftar nilai beberapa pelajaran/ujian/course dengan format topik adalah sebagai berikut; Login sebagai admin atau teacher klik nama tes/ujian/kursus/course pada Dropdown Menu klik Klik Grades > Export   Pilih jenis file yang diinginkan; OpenDocument spreadsheet, Plain text file, Excel spreadsheet atau XML file. Saya biasanya memilih OpenDocument spreadsheet yang dapat dibuka dan diolah dengan aplikasi pengolah kata open source...