Langsung ke konten utama

Bila non muslim wiridan fatihah


Fatihah Satus, Shalawat Satus
(Kamis, 18/06/2015 08:01)

Suatu hari Kiai Ahmad Dalhar Watu Congol, Magelang kedatangan seseorang tamu Tionghoa non Muslim. Sang tamu bercerita bahwa perusahaannya bangkrut dan ia harus menanggung hutang yang cukup banyak. Sang tamu minta kepada Kiai agar diberi 'amalan' yang dapat 'mendatangkan' rejeki sehingga sang tamu dapat melunasi hutang-hutangnya.

Tanpa banyak kata Kiai Ahmad memberi 'ijazah' agar sang tamu mengamalkan wirid dengan membaca fatihah dan shalawat. Kiai Ahmad berucap "Wocoen: fatihah satus, shalawat satus. bendino!" (Baca tiap hari! fatihah dan shalawat 100 kali).

Tanpa banyak komentar sang tamu kemudian mohon pamit dan pulang.

***

Setahun setelah peristiwa itu, Kiai Ahmad kedatangan tamu yang membawa oleh-oleh "wah" mulai dari makanan sampai barang-barang berharga. Kiai Ahmad pun bertanya-tanya kenapa ada tamu yang membawa pemberian begitu banyak. Sang tamu pun menjelaskan bahwa berkat menjalankan 'amalan" Kiai Ahmad ia mendapatkan jalan keluar. Hutang-hutangnya terlunasi, perusahaannya dapat bangkit kembali.

Kiai Ahmad bertanya, lho kamu Islam apa bukan? Dijawab bukan Islam. Lalu kamu mengamalkan apa? Dijawabnya, "Ya itu Kiai, yang dari panjenengan itu. Panjenengan kan nyuruh saya agar membaca "fatihah satus, sholawat satus… fatihah satus, sholawat satus…". Ya itu yang saya baca sebanyak-banyaknya."

Kiai Ahmad pun tertawa terpingkal-pingkal. (Muhammad Nuh)

Lihat Komentar

Artikel terkait:
Request Radio Menjelang Berbuka Puasa (Jum'at, 19/06/2015 14:00)
Rukyat Hilal Valentine (Kamis, 14/02/2013 11:50)
SMS Bid'ah (Jum'at, 28/12/2012 07:04)
Gus Dur Dikerjain Habib (Senin, 26/11/2012 14:55)
Tahi Halal (Ahad, 29/04/2012 10:57)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin