Langsung ke konten utama

Saat Anak Kita Bukan Juara

  Siapa sih yang tidak suka anaknya menjadi juara? Tentu orangtua suka jika anaknya memiliki prestasi. Sayang sekali tidak setiap anak bisa menjadi juara, bahkan tidak setiap saat anak yang juara, bisa mempertahankan prestasinya. Akan tetapi, kiranya yang  tak kalah penting diperhatikan adalah perasaan anak saat dirinya tidak menjadi juara.

  Saat sahur tadi anak ragil saya menceritakan dua orang temannya yang dimarahi orangtuanya karena kurang berprestasi.Yang satu diminta ikut remidi satu mata pelajaran karena nilainya " hanya" 9,1. Teman yang lainnya dimarahi karena tidak menjadi juara saat ikut lomba CCA antar kelas di sekolahnya dalam rangka kegiatan Ramadhan. Kakak si ragil juga bercerita tentang orangtua temannya yang meminta pihak sekolah mengulang test IQ karena beranggapan hasil test IQ tersebut tidak valid.

    Mana yang lebih penting buat anak kita, menjadi juara sehingga orangtua merasa bangga atau anak merasa bahagia karena usahanya dihargai orangtua? Mungkin ada yang berkata  bahwa anak yang berprestasi tahu skala prioritas untuk dirinya. Betul. Tapi menghargai perasaan anak lebih penting dari prestasi apapun.

    Pernah , saking kesalnya saya dengan kurikulum sekolah yang mencantumkan nilai tinggi untuk KKM siswa, di hadapan anak- anak , saya menunjukkan ijazah saya dari SD hingga SMA. Saya ingin menjukkan betapa nilai saya sangat komplit, sehingga mereka tidak perlu khawatir saya akan marah hanya karena mereka suatu ketika nilainya jatuh. Tetapi saya menekankan  agar mereka, apa boleh buat karena tuntutan kurikulum,  berusaha maksimal untuk bisa mencapai KKM.

    Setiap zaman punya tuntutan yang berbeda. Dulu masa  saya kecil, tidak ada tuntutan KKM, kendaraan bagus, gadget bagus, makan di rumah makan produk luar negeri, bahkan baju bagus. Semua serba sederhana, mengalir seperti air, berhembus ke segala arah seperti angin, bebas bereksplorasi dan bermain ke manapun. Menikmati masa kecil yang liar dan alami yang mendatangkan banyak kebahagiaan. Sejatinya masa anak kita sekarang tumbuh,  mungkin menjadi beban berat untuk anak- anak kita. Tidakkah kita tertarik untuk menjadi tempat rehat yang nyaman untuk mereka?

Kiriman mbah Ratih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Digital untuk Siswa dan Guru

Buku mata pelajaran umum tingkat MTs Buku kelas VII Buku siswa IPS Kelas VII MTK Kelas VII Semester 1 MTK Kelas VII Semester 2 PJK (Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan) Kelas VII PKn Seni Budaya Prakarya sem 1 Prakarya sem 2 Buku Mata pelajaran umum tingkat MTs Buku pelajaran PAI untuk tingkat MTs MAPEL UMUM Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Matematika BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zanloOE1uUGRjVUk&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Bahasa Inggris BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zTmltd2JtVFMwVDQ&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Seni Budaya BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zdWtEMWF0SndRdU0&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 2.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zRE9pQUlnWmt4QTA&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zMlFxNGgyLTkxdGc&export=download Kelas 8\Buku Siswa

Sapu Terbang

Hari masih pagi. Siti bangun tidur. Dia masih ingat cerita ibu tadi malam. Cerita tentang penyihir dan sapu terbang. Ya, sapu yang bisa terbang. Siti ingin naik sapu terbang. Melayang-melayang di langit. Berputar-putar di atas atap rumah. Siti berjalan ke luar kamar. Di ruang tengah, ayah sedang menyapu. Siti melihat sapu itu bergerak maju mundur. Di lantai ada kertas, bungkus permen, batang korek api, dan debu. Sampah-ampah itu dikumpulkan dengan sapu lalu didorong ke dalam sekop. Selesai menyapu, Ayah pergi ke dapur. Siti bertanya dalam hati, “Mengapa ayah tidak terbang dengan sapu itu?” Siti mengambil sapu itu. Menyeretnya ke halaman. Tangannya memegang tangkai sapu. Dia berdiri di atas rambut sapu. “Ayo terbang.” Siti berpengangan pada tangkai sapu. Kuat sekali. Dia takut jatuh. “Enak juga naik sapu”. Siti melihat langit. Dia ingin terbang ke atas sana. Tangkai sapu ditarik ke atas. “Mengapa sapu ini tidak bisa terbang tinggi? Mungkin aku harus terbang ke atas at

Mengunduh Daftar Nilai Hasil UBK dengan Moodle

  Salah satu kelebihan moodle sebagai LMS adalah membebaskan guru atau panitia tes/ujian dari tugas atau beban mengoreksi dan menilai lembar jawaban tes. CBT atau UBK dengan Moodle, tugas koreksi dan menilai sudah ditangani oleh sistem Moodle secara otomatis. Kita dapat menguduh daftar nilai peserta tes, bahkan beserta catatan respon/jawaban setiap peserta untuk masing-masing butir soal. Setelah tes/ujian/UBK selesai, kita dapat mengunduh daftar nilai pada bagian Grades. Mengunduh Daftar Nilai Moodle Langkah-langkah mengunduh daftar nilai beberapa pelajaran/ujian/course dengan format topik adalah sebagai berikut; Login sebagai admin atau teacher klik nama tes/ujian/kursus/course pada Dropdown Menu klik Klik Grades > Export   Pilih jenis file yang diinginkan; OpenDocument spreadsheet, Plain text file, Excel spreadsheet atau XML file. Saya biasanya memilih OpenDocument spreadsheet yang dapat dibuka dan diolah dengan aplikasi pengolah kata open source LibreOff