Langsung ke konten utama

VARIABEL KETULUSAN UNTUK MENJEMPUT JODOH

#Ramadhan ke-9

VARIABEL KETULUSAN UNTUK MENJEMPUT JODOH

Mencari jodoh, bagi beberapa wanita menjadi proses yang sangat rumit. Pertimbangan keluarga, lingkungan, mungkin juga karir, profesi, dan cita-cita adalah variabel kompleks yang tidak mudah diurai.

Ada mereka yang mampu mengambil keputusan dengan semua variabel yang ada, dan mantap dengan keputusannya. Ada pula yang bahkan hingga hari H masih bimbang dengan pilihannya. Ada juga yang setelah bertahun-tahun menikah masih saja belum move on dan terus mempermasalahkan benar atau tidak pilihannya.

Bagi yang baru akan menikah, sebagian masih bertanya-tanya hingga beberapa lamaran datang tidak ada yang disambut. Masalah bukan pada sang pria pelamar, tetapi karena si wanita belum tuntas mengurai variabel-variabel kompleksnya.

Di antara beberapa variabel kompleks tersebut, ada satu variabel yang sering tidak terpikirkan, yaitu variabel ketulusan. Bisa jadi ada orang-orang yang memenuhi banyak kriteria secara tampilan fisik, status sosial, maupun pendapatan. Tapi apabila yang bersangkutan miskin ketulusan, jangan banyak berharap hidup penuh kebahagiaan, karena bisa jadi semua kelebihan itu akan ‘menyerang’ balik menjadi tuntutan-tuntutan dan tekanan-tekanan. Sebaliknya, bermodal ketulusan yang melimpah, setiap keterbatasan dapat dikembangkan, setiap permasalahan lebih mudah diatasi, dan cinta tumbuh lebih subur di taman keikhlasan.

Tapi tentu saja, sebelum mendapatkan seseorang yg penuh dengan ketulusan, kita sendiri juga harus menyediakan ketulusan yang melimpah. Karena konon, orang-orang tulus mudah saling mengenali, karena hati mereka saling beresonansi. Wallahu alam bish shawab.

26.06.2015
Kusmarwanti Noe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin