Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2004

sehari setelah hari natal

YA, kemarin hari natal, maksudku 25 desember gitu lho. ada apa? ah yang pasti aku lagi gabung dengan tim pembuatan film. itu aja dulu. huuuuu. and habis gajian. jadi lumayan kaya dan bisa beli shampo plus senter dan jaket jumper di owolan seharga 15.000. makasih Tuhan

gunakan sehatmu sebelum sakit

Yah. Kalau sudah terlanjur sakit begini hanya bisa menyesal. makan nggak enak tidur nggak nyenyak. Ya, kemarin aku diserang flu plus batuk dan demam. Kapok. rasain. salah sendiri tidak kontorl diri. Apa saja dimakan dan terlalu banyak ngrokok. kurang olehraga dan terlalu banyak tidur. Kemarin aku terkapar di kamar. kepala pusing, meriang, nafas sesak, kalau batuk sekali . ada riaknya tapi sulit sekali dikeluarkan. Mau nulis jadi nggak nyaman hanya dapat satu paragrap. itupun nggak jelas alurnya. mengapa tidak kemarin-kemarin saat masih sehat. Salah sendiri sok sibuk. padahal kemarin itu kan masih banyak waktu luang di sela-sela kegiatan kepanitiaan Festival Pembelajaran ASPBAE. Entah sudah berapa minggu aku tidak nulis. Parah. Parah. Ah tapi kalau hanya menggerutu begini, tidak akan banyak berguna. ohya. tadi malam, badanku agak lega karena sudah bisa berkeringat jadi demamnya sudah berkurang. Sudah bisa bangunlah. dan sekarang aku bisa berkeringat lagi. Alhamdulillah. nikm

ngantuk nih

acara Asbae sudah selesai. Besok tinggal ikut jalan-jalan ke keraton dan Borobudur.... setelah itu nunggu gajian. Dah miskin nih. punya utang lagi. Lagi-lagi utang setoran jualan buku. Kali ini Rp. 134750 untuk pak Jenggot. aduuh Ada Satu kerja yang harus diulangi; nglayout ulang buku 'Orang-Orang Malioboro'.

Aku ingin nulisssssssssss

Aduuuh. Ayo dong. Mana? Ke sini . Ayo. Ayolah. Nunggu apa sih. ayo. kemarilah. datang. datanglah kemari. mendekatlah........ Seorang bocah bertanya-tanya tentang beras menumpuk di sudut rumah. Beras itu bukan hasil panen dari sawah. Kali ini gagal panen. Tiga kali tanam, kobong sekali, dan kebanjiran dua kali. Yang nggarap bukan aku. bukan pula kakak apalgi ibuku. Sebenarnya aku ingin juga nggarap sawah sendiri, ya dari pada disuruh nnggarap orang lain dengan sistem maro. Aku kasihan dengan yang nggarap. Mereka harus keluar biaya padahal panennya sangat sulit ditebak. Coba kalau seperti sekarang ini gimana. Penggarap sudah keluar biaya dan tenaga untuk ngluku, nyebar bibit dan tandur. Ibu paling hanya membantu membelian pupuk. Tapi apa hasilnya? tidak ada sama sekali. Semua hilang. Dan sekarang, di malam lebaran, orang-orang datang ke rumahku untuk memberikan zakat fitrahnya. Mengapa fitrah itu dibawa ke sini. Mengapa diberikan kepada ibu? Bukankah lebih tepat kalau diberikan pad

Pawang hujan

Badanku jadi panas karena sekian lama terjepit dalam posisi yang sama. Sebenarnya aku sudah terbiasa terjepit karena aku ditakdirkan untuk itu. tapi kalau dalam waktu yang lama dan posisi yang sama aku juga bisa kepanasan. Kalau begini terus bisa-bisa aku jadi hitam legam karena gosong. Kemarin aku dijepit diatas jok motor. Motor menderu tidak begitu cepat karena dia tidak begitu mahir naik mengendarai motor. apalagi memboncengkan orang. ah jadi perjalanan pasti akan lebih lama. Kami menuju ke selatan, mencari pawang hujan di Imogiri. ada yang bilang kami harus bertemu dengan Mbah Wiryo. ya kucari rumah mbah Wiryo. Seseorang akan menunjukkan rumah mbah Wiryo tapi bukan pawang hujan. Di sini, yang terkenal pawang hujan itu Mbah Mitro rumahnya di sana, setelah pasar sana. Motor kembali berjalan lambat, melewati pasar lalu bertanya lagi. Rumah mbah wiryo dekat puskesmas, di depannya ada patung semar. Baru kali ini kami mencari pawang hujan. sama sekali belum tahu bagimana model ritu

pantun

Akhir-akhir ini kami berpantun ria lho sukun cacahe papat aku telpon kok ra diangkat ngombeh es untune teles kirim sms ra dibales tuku ragi ning pasar kota selamat pagi, mas Hasta buah mangging di tempayang janganlah menangis, Sayang

Aaaaah ha

Hari hari jumat tapi aku merasa kemarin itu hari Rabo. Hai lalu di mana hari kamis ? Sekarang tangal 10 padahal kemarin aku merasa tanggal sembilan. jadi, bener ya. he he he. Kemarin kau sedang melakukan akad nikah. maaf aku nggak bisa datang. aku khawatir bila kemarin pergi, aku akan makin ketinggalan informasi tentang apa-apa yang harus aku lakukan di kepanitian itu. Ya. kusambut dengan senang hati tawaran untuk ikut kepanitian. Mengapa karena itu selalu identik dengan kerja, uang dan tambah teman. dan yang pasti tidak nganggur. Ingin kukirim menghaturkan semacam bingkisan. Tapi apa ya layak dan pantas? Sebuah cerpen anak mengisahkan padaku tentang seorang anak yang kebingungan. Mengapa ? karena dia harus menghadiri pesta ulang tahun temannya yang kaya. Setiap tamu, seperti biasanya diharapkan membawa kado. anak itu tidak bisa membelikan kado karena tidak punya uang. Maka ibunya membei saran untuk membuat boneka kecil buatannya sendiri sebagai kado ulang tahun untuk temannya.

Titik

Ada titik yang ingin kutarik menjadi garis. Kali ini bukan sebagai jarak tapi hubungan atau bahkan kedekatan. Bisakah aku meraih sesuatu yang aku sendiri meraa itu di luar jangkauanku. Hai, mengapa aku merasa dia di luar jangkauanku. jangan-jangan aku terlalul malas saja

lukisan Abstrak

Tiba-tiba namanya muncul di depan mataku, di dalam monitor. Maka tak bisa tidak, aku menyapanya. Sekedar basa basi. Ah waktu tak bisa dikendalikan karena tiba-tiba aku dilempar ke masa lalu, masa pertama aku berjumpa dengannya. Ya seperti berdiri di depan lukisan abstrak yang menakjubkan tapi terus terang aku tidak begitu tahu apa maksud sang Pelukis. tapi jujur kuakui aku kagum dengan keindahannya. aku terpesona. aduuuuh.

recehan

Sengaja kusiapakan receh untukp para pengamen bus sepanjang perjalanan, walau pernah ada yang bilang tidak baik memberi uang para pengamen. Sebenarnya mereka bisa kerja yang lain, toh secara fisik mereka tidak cacat. Benar tapi kita semua tahu, cari kerja sangat susah, cari uang sulit, aku merasa dilimpahi banyak keberentungan hingga masih bisa cari uang tanpa harus ngamen (yang lebih mirip seperti ngemis) maka aku merasa harus rela menyisihkan seratus dua ratus buat mereka. tapi tidak buat mereka yang menyodorkan kotak amal atas nama pembangunan mushola, masjid, atau yayasan. Aku sangat ragu dengan mereka yang membawa kotak amal ke dalam bus itu. Aku sangat curiga. Paling mereka bukanlah panita pencari dana untuk pembangunan tempat ibadah. Aku tidak suka dengan kepura-puraan. Aku tidak suka ditipu. Kalaupun mereka benar-benar sedang cari dana buat bangun masjid, aku yakin mereka hanya mau membuat masjidnya yang sudah jadi lebih mewah. Aku tidak suka orang-orang mengemis sampai ke bus-

9 hari setelah lebaran

Selasa pagi, kutinggalkan rumah. Rumah yang sudah kosong kembali. Kemarin (Senin) Kakak I sudah balik ke Surabaya. Ibu barusan berangkat ke Madrasah. Perjalanan ke Jogja terasa lambat sekali. Sepertinya aku masuk angin. Tapi masuk angin karena apa ya? ah entahlah. yang pasti kepalaku malah tambah pusing, apalagi penumpang di sebelahku merokok. Dulu aku juga seringkali nggak peduli dengan penumpang yang lain, pokoknya aku mau menikmati rokok. Sekarang aku terganggu oleh asap rokok. Kapok. Mampir Ke Ponpes Tegal Rejo, nengok adik IV. Sudah tiga tahun dia nggak pulang. Kalau pas liburan begini pondok sepi sekali. Dulu aku pernah ke sini, ramai sekali seperti pasar, jalan hampir tak terlihat. Para santri lalu lalang memenuhi teras kamar, sebagian yang lain duduk bergerombol di pinggir teras kamar. sedang di halaman yang tidak begitu lebar, di depan deretan kamar itu sudah penuh dengan jemuran pakaian. Santri lalu lalang. Ada yang membawa handuk dan peralatan mandi, berjalan ke send

4 hari menjelang lebaran

lho kok tiba-tiba ramadhan sudah hampir habis. Seperti beberapa teman yang lain, saya juga merasakan bahwa puasa di jogja berbeda rasanya bila puasa di kampung kelahiran. tapi sebenarnya apa yang berbeda.mungkin karena orang-orang di sekitar kita atau teman-teman kita tidak begitu peduli dengan ritual-ritual yang biasanya dilakukan oleh para tetangga dan kawan-kawankita di desa kelahiran. Kemarin secara tidak sengaja membaca blog orang lain. wah menarik sekali. dan ternyata aku sudah lama sekali nggak nulis di blog. begitu juga nulis buku harian. setelah ikut acara di Jakarta, beberapa waktu yang lalu aku pulang karena ibu minta di antar ke Surabaya untuk mengadiri acara mantenan. tapi ketika aku sampai di rumah ibu sudah berangkat bersama kakak. Aku di rumah sendirian. Wah ternyata nggak enak. Wah gimana bila aku jadi ibu yang di rumah sendirian selama berbulan-bulan. Setelah itu aku kembali ke jogja lagi mengurus revisi skripsi, melanjutkan transkrip wawancara di jakarta. Menje

Ramdhan Hampir Pergi Lagi

Ramadhan tiba-tiba dah mau pergi lagi Minggu pagi seusai sahur. Hari ini aku rindu pada Melati. puasa sudah tinggal beberapa hari lagi. Aku masih di jogja. Banyak menunda pekerjaan. Kurang bekerja keras. Masih banyak waktu untuk main, nongkrng, nonton tv atu main game. Udah lam gak nulis cerpen atau cerita anak. Semoga tuhan mengampuni. Semoga aku benar-benar menginsafi ini. HOI AKU INGIN TUNANGAN ha ha ha

Catatan harian 28 September

Selasa, 28 Sepetember hampir enam kurang seperempat Tadi malam aku minun alkohol. berawal dari karangasem,keluar sama lutfi jalan kaki ke selatan. ada dua acara di sana; pembukaan pameran di Taman budaya societet, dan pembacaan cerpen di kedai kebun. Sepertinya lebih milih ke kedai kebun. Tapi ketika sampai di jalan suroto,aku ngajak mampir lihat pameran di Bentara Budaya. Di situ ketemu Bayu yang tampilannya lebih nyeniman. Rambut godrong, pakai syal, dan celana hitam. Setelah dihitung ulang sepertinya waktunya tidak cukup untuk ngejar acara di kedai kebun jadi kami putuskan untuk mampir saja ke pembukaan pameran itupun tidak yakin akan kebagihan snaknya. Ternyata kami datang tepat saat snaker menyerbu. kulihat langkah-langkah kaki yang tergesa. Dan benar kami hanya bisa menyaksikan tampah yang sudah kosong. Tapi alhamdulillah masih ada aqua gelas. Perjalan dilajutkan ke selatan lagi. tapi tidak jadi ke kedia kebun, lha wong sudah jam setengah sembilan je. luthfi ngajak main ke tempa

Catatan Harian 24 September 2004

Malam sabtu, 24 September 2004 Malam ini aku ngutang 2500 rupiyah di angkringan Lek Slamet. Nasi dua, gorengan tiga, rokok jarum super satu, dan teh anget. semua 3000 tapi aku hanya punya dua keping. Sekeping limaratusan dan sekeping sertusan. Keping limaratusan kubayarkan, sedang keping yang satu kubiarkan menjaga kantongku. Ini hari yang tidak sempurna. Akuk bangun setengah sebelas siang. sangat siang bukan,?! Empat jam kemudian aku sudah merasa ngantuk lagi. Wagu kan? Sampai sore aku lebih banyak bengong dan melamun mencoba mencari-cari ide cerita. Tapi malas corat-coret kertas. Setlah makan diangkringan slamet kucoba susun kalimat demi kalimat. Bayangan ceritaku semakin jelas. Setelah shoat isyak di mushola UPT perpus kuketik cerita itu komputer AKY. Selesai sekitar setengah sepuluh itupun belum diedit. ternyata lama juga ya. padahal hanya empat alaman kwarto spasi ganda. Sekitar dua jam-an walau nggak penuh, pakai acara nonotn tv segala dan ngobrol, maksudku sekedar menanggapi

19 September 2004

minggu, 19 September 2004 sudah alam aku ndak posting. Bulan ini aku ikut program penulisan buku harian yang diadakan oleh TOBUCIL. malam ini, di AKy ada lonching Daging tumbuh vol #9. sepertinya aku perlu coba buat PENa dengan format daging tumbuh, tidak tergantung komputer dan fotopi dikit selebihnya silahkan fotokoip sendiri. beberapahari bersama luthfi

Usaha Jalan MenujuMu

tu kan?! sudah minggu lagi. dan lagi-lagi aku belum menyusun kata untuk sebuah cerita. ah gak apa-apa syukur dan puji tuhan, aku masih hidup satu tugas selseai juga, ya hampir selesai. skripsi itu sekarang menunggu untuk diuji dan lalu mungkin revisi dan selesai sudah urusan sekolah tinggal ngurus berbagai syarat birokrasi kelulusan seperti surat bebas pinjam dari perpustakaan, foto, jilid skripsi, bayar biaya wisuda, legalisir, dan sebaginya dan sebagainya............ lalu mau apa? apakah aku sudah siap pulang? mau kerja apa? Di sini, di jogja ini ada beberapa pekerjaan yang belum selesai aku kerjakan dan itu ada uang yang bisa aku dapat. sementara di rumah aku mungkin paling bisa mengajar dan dapat gaji dari situ di samping aku harus tekun menulis untuk menambah penghasilan sebagai persiapan pernikahan dan memperbaiki rumah dan menyenangkan para keponakan kecil. Aku merasa banyak berhutang pada kakak dan paman-paman. dulu aku sering diberi uang dan dibantu. Sekarang saatnya unt
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i
Sudah beberapa kali aku abvsen mandi lagi. dan udah berhari-hari tidak sampoan. pingin gundul aja tapi.... pingin dirasta dulu.... masak belum pernah ngerasain rambut dirasta kaya apa ya... wah pasti heboh dan mngkin dianggap sok aneh... kuat berapa hari ya... kayak gitu... tapi aman nggak ya ketika ujian pendadaran...? wah biar aman aksinya setelah ujian aja kali ya.... ha ha ha . pengecut ya... tidak jantan.
aku merasa tempat ini berbahaya di sini ada banyak fasilitas. komputer, printer, internet, kipas angin, ada juga perpustakaan, warung makan tidak jauh, tv cabel, kamar mandi, tempat tidur, tapi... apa yang telah kulakukan? Apakah aku sudah memanfaatkan fasilitas itu semaksimala mungkin dan bukan hanya untuk kepentingan pribadiku? Ataukah aku hanya terlena dengan semua fasilitias ini. Tidur, ngenet, makan, tidur, ngobrol, ngrokok, nonton tv, dan serinkali saling maki walau tanpa benci.......sampai kapan hidup seperti ini / Mau seperti ini sampai mati ? semoga tidak. apa bukan kufur nikmat namanya kalau tidak bisa memanfatkan yang ada ? bahkan malahmasih menuntut ini dan itu masih berandai-andai... seandainya ruangan ini ber AC seandainya ada banyak cewek di sini
ada banyak nama yang kukenal... ya wajah wajah baru yang kutemui dalam suatu ruang suatu forum. Aku harus menjaga hubungan ini. aku nggak mau kehilangan teman. aduh..... kenapa sulit sekali komunikasi dengan teman baru secara langsung..... dan ternyata ada beberapa nama beberapa kawan yang sudah lama tidak kutemui, sudah lama tidak kusapa.... aduh... pakah mereka akan menghilang dari ingatanku ?? jangan dong
TUAN MODAL itu berkata Hari ini aku mesti buka usaha baru. Aku nggak mau rugi. Aku nggak mau modalku hanya berhenti di deposito. Ah bunga deposito itu tidak seberapa. Ya aku mesti segera buka usaha bar. Ini bukan karena usaha-usaha lamaku merugi. Tidak, sama sekali tidak. dagang berasku semakin lancar. Akulah satu-satunya pemasok beras di desa ini. Aku jugalah yang menentukan harganya. Aku sudah nego pada pak lurah agar bikin laporan ke kabupaten bahwa desa ini bukan desa miskin. desa ini tidak butuh bantuan RASKIN. Ya RASKIN tidak boleh masuk. Lalu bagaiman nasib penduduk yang miskin. Ah mereka miskin kan karena tidak punya kerja. Akulah yang akan menolong mereka. Aku akan ciptakan lowongan kerja buat mereka. Untuk itu Pak lurah harus ikut membantu. ini kan demi kebaikan desa ini, ya nggak ?! ha ha ha. Aku butuh tanah untuk mendirikan toko modern. Posisi yang paling strategis adalah di tengah-tengah desa. Ah ternyata lurah itu bodoh sekali tidak bisa membebaskan tanah itu buatku. OK
Ada banyak peristiwa yang telah berlalu..... ada kelahiran ada kematian ada pernikahan, rayuan... ah wanita. YA TUHAN LINDUNGI AKU DARI JATUH CINTA YANG MENYAKITKAN
SUDAH LAMA GAK NULIS ya entah sudah berapa lama aku nggak menulis. Hari-hariku habis dengan kesibukan yang seharusnya bisa kuatur... ah entahlah. seharusnya aku masih punya banyak waktu untuk menulis. ok sekarang aku ingin menulis. Tentang dua orang yang berlomba dalam mengumpulkan kekayaan. Pagi itu si A menghadap pak lurah untuk menyampaikan maksunya tentang kemajuan desa. semua perkataannya sebenarnya tidak lain hanya untuk melancarkan usahanya. Di hari yang lain dia mengasut orang agar betengkar memperebutkan tanah warisan, kemudian dia bilang pada pak lurah demi keamanan tanah itu sebaiknya disita oleh desa. sehari kemudia tanah itu dibeli untuk mendirikan toko. Suatu hari dia sengaja membakar pasar, kemudian beberapa hari dia kuasai pasar itu. semua dia lakukan dengan pikiran jangan sampai rugi. rugi dalam arti modalnya hanya berhenti dideposito. Ah bunga segitu buat apa. itu rugi.