lho kok tiba-tiba ramadhan sudah hampir habis. Seperti beberapa teman yang lain, saya juga merasakan bahwa puasa di jogja berbeda rasanya bila puasa di kampung kelahiran. tapi sebenarnya apa yang berbeda.mungkin karena orang-orang di sekitar kita atau teman-teman kita tidak begitu peduli dengan ritual-ritual yang biasanya dilakukan oleh para tetangga dan kawan-kawankita di desa kelahiran.
Kemarin secara tidak sengaja membaca blog orang lain. wah menarik sekali. dan ternyata aku sudah lama sekali nggak nulis di blog. begitu juga nulis buku harian.
setelah ikut acara di Jakarta, beberapa waktu yang lalu aku pulang karena ibu minta di antar ke Surabaya untuk mengadiri acara mantenan. tapi ketika aku sampai di rumah ibu sudah berangkat bersama kakak. Aku di rumah sendirian. Wah ternyata nggak enak. Wah gimana bila aku jadi ibu yang di rumah sendirian selama berbulan-bulan. Setelah itu aku kembali ke jogja lagi mengurus revisi skripsi, melanjutkan transkrip wawancara di jakarta. Menjelang puasa aku merasa perlu pulang. Aku ingin mengawali bulan puasa di ruamh tapi entah kenapa nggak bisa. tapi akhirnya urusan revisi skripsi sudah selesai. Syarta-syarat untuk mendaftar wisuda juga sudah kuurus hanya tinggal satu yaitu foto kopi ijazah SLTA. ya mau nggak mau aku harus pulang. Untung hari-hari kemarin aku bisa jualan buku di kampus. jadi, ada uanglah di tangan. Walaupun itu sebenarnya bukan uangku semua. itu harus disetor ke yang punya buku. Sampai di rumah ternyata ibu tidak ada. Ternyata ibu sedang ikut halwat di Kajen Pati selama sepuluh hari. Lag-lagi aku merasakan sedihnya sendirian di rumah. Aku cari ijazah SLTA di lemari tapi nggak ada. untung ada fotokopinya. Waktu aku beres-beres tumpukan kertas-kertas ternyata secara nggak sengaja kutemukan ijazah SLTAku.
Aku kembali ke jogja untuk mendaftar wisuda. Jadi aku butuh uang sekitar tiga ratusan. Di tangan hanya ada sertusan. Maka aku mampir lewat solo. Kututup rekening bank. maka uangku tanbah 80 ribu. lumayan. Sampai di jogja ada kabar gembira. cerita anakku dimuat di KR dua minggu sebelumnya. jadi uangku nambah 40 ribu. Kurangnya kuambilkan dari tabungan setoran buku. urusan daftar wisuda dah beres.
Akhir oktober berngakat ke Purbalingga untuk wawancara dan ngumpulin bahan untuk penulisan buku kisah-kisah advokasi Kesehaan Reproduksi. Asyik juga. Akhirnya aku sampai di Purwokerto walau ngak sempat jalan-jalan. Ya lha wong hanya transit je.
nyasar.-nyasar waktu cari alamatnya teman yang mau mengantarkan ke Purbalingga. Di Purbalingga juga asyik. main ke desa di lereng gunung selamet. ohya sempat juga ngopi di kafe alun-laun perwokerto, mampir di RSUD Purwokerto.
Pulang ke jogja, nggarap transkrip dan mulai mencoba menulis cerita advokasi.... lalu tiba-tiba ada tawaran untuk ikut gabung tim bikin film. ya kau mau aja. kan belum pernah.
Maka akhirnya sampailah aku di Ngawi.
Kemarin secara tidak sengaja membaca blog orang lain. wah menarik sekali. dan ternyata aku sudah lama sekali nggak nulis di blog. begitu juga nulis buku harian.
setelah ikut acara di Jakarta, beberapa waktu yang lalu aku pulang karena ibu minta di antar ke Surabaya untuk mengadiri acara mantenan. tapi ketika aku sampai di rumah ibu sudah berangkat bersama kakak. Aku di rumah sendirian. Wah ternyata nggak enak. Wah gimana bila aku jadi ibu yang di rumah sendirian selama berbulan-bulan. Setelah itu aku kembali ke jogja lagi mengurus revisi skripsi, melanjutkan transkrip wawancara di jakarta. Menjelang puasa aku merasa perlu pulang. Aku ingin mengawali bulan puasa di ruamh tapi entah kenapa nggak bisa. tapi akhirnya urusan revisi skripsi sudah selesai. Syarta-syarat untuk mendaftar wisuda juga sudah kuurus hanya tinggal satu yaitu foto kopi ijazah SLTA. ya mau nggak mau aku harus pulang. Untung hari-hari kemarin aku bisa jualan buku di kampus. jadi, ada uanglah di tangan. Walaupun itu sebenarnya bukan uangku semua. itu harus disetor ke yang punya buku. Sampai di rumah ternyata ibu tidak ada. Ternyata ibu sedang ikut halwat di Kajen Pati selama sepuluh hari. Lag-lagi aku merasakan sedihnya sendirian di rumah. Aku cari ijazah SLTA di lemari tapi nggak ada. untung ada fotokopinya. Waktu aku beres-beres tumpukan kertas-kertas ternyata secara nggak sengaja kutemukan ijazah SLTAku.
Aku kembali ke jogja untuk mendaftar wisuda. Jadi aku butuh uang sekitar tiga ratusan. Di tangan hanya ada sertusan. Maka aku mampir lewat solo. Kututup rekening bank. maka uangku tanbah 80 ribu. lumayan. Sampai di jogja ada kabar gembira. cerita anakku dimuat di KR dua minggu sebelumnya. jadi uangku nambah 40 ribu. Kurangnya kuambilkan dari tabungan setoran buku. urusan daftar wisuda dah beres.
Akhir oktober berngakat ke Purbalingga untuk wawancara dan ngumpulin bahan untuk penulisan buku kisah-kisah advokasi Kesehaan Reproduksi. Asyik juga. Akhirnya aku sampai di Purwokerto walau ngak sempat jalan-jalan. Ya lha wong hanya transit je.
nyasar.-nyasar waktu cari alamatnya teman yang mau mengantarkan ke Purbalingga. Di Purbalingga juga asyik. main ke desa di lereng gunung selamet. ohya sempat juga ngopi di kafe alun-laun perwokerto, mampir di RSUD Purwokerto.
Pulang ke jogja, nggarap transkrip dan mulai mencoba menulis cerita advokasi.... lalu tiba-tiba ada tawaran untuk ikut gabung tim bikin film. ya kau mau aja. kan belum pernah.
Maka akhirnya sampailah aku di Ngawi.
Komentar