Selasa pagi, kutinggalkan rumah. Rumah yang sudah kosong kembali. Kemarin (Senin) Kakak I sudah balik ke Surabaya. Ibu barusan berangkat ke Madrasah.
Perjalanan ke Jogja terasa lambat sekali. Sepertinya aku masuk angin. Tapi masuk angin karena apa ya? ah entahlah. yang pasti kepalaku malah tambah pusing, apalagi penumpang di sebelahku merokok. Dulu aku juga seringkali nggak peduli dengan penumpang yang lain, pokoknya aku mau menikmati rokok. Sekarang aku terganggu oleh asap rokok. Kapok.
Mampir Ke Ponpes Tegal Rejo, nengok adik IV. Sudah tiga tahun dia nggak pulang. Kalau pas liburan begini pondok sepi sekali. Dulu aku pernah ke sini, ramai sekali seperti pasar, jalan hampir tak terlihat. Para santri lalu lalang memenuhi teras kamar, sebagian yang lain duduk bergerombol di pinggir teras kamar. sedang di halaman yang tidak begitu lebar, di depan deretan kamar itu sudah penuh dengan jemuran pakaian. Santri lalu lalang. Ada yang membawa handuk dan peralatan mandi, berjalan ke sendang, berpapasan dengan mereka yang pulang dari suangi sambil menenteng cucian. ada yang meneteng es, sayuran, nasi, rokok, berjalan tergesa dari warung. ada yang berjalan berbondong-bondong keluar dari kelas sambil menenteng kitab. di dalam kamar yang lebarnya kira-kira 4 x 4 seperti toko yang sangat laris sekali. Mungkin tiga puluhan lebih santri yang keluar masuk ke kamar kecil itu. Mengambil dan menaruh kitab di salah satu kotak, ada yang mau bikin teh encari gula di lemari, ada yang melipat pakaian, ada yang baru datang dari mandi dan mau mennggantungkan handuk, ada yang menghitung uang. wah pokonya rame sekali. Tapi tadi siang waktu aku datang, pondok itu sepi sekali.
Hanya ada beberapa santri sedang rujakan di teras kamar. Beberapa kamar terkunci. Kucari adikku di Kamar tapi tidak ada. Kutanya pada santri yang sedang rujakan, tidak kenal. Ya udah. aku masuk saja ke kamar dan coba untuk tidur. Aduh baunya.... sengak. dan dingin sekali. Gerimis dari tadi belum juga reda.
beberapa saat kemudian ada sabtri datang. Dia baru datang dari rumah. Jadi, dia juga tidak tahu adikku di mana. Kucoba cari ke Makam. Tidak ada. Ternyata dia sedang di kamar lain. Kuserahkan semua titipan dari keluarga; uang dan pakaian dan salam. Kuberikan juga Jajan (makanan lebaran) yang renacananya buat oleh-oleh untuk teman-teman di Jogja. Kurasa sekresek kue kering itu lebih berarti bagi adiku dan teman-temanya dari pada teman-teman di jogja yang sudah gede-gede dan sudah kenyang makananan enak.
on line itulah yang kulakukan pertama kali begitu melihat komputer ini ngganggur. Cek e-mail, lalu blogger.
Perjalanan ke Jogja terasa lambat sekali. Sepertinya aku masuk angin. Tapi masuk angin karena apa ya? ah entahlah. yang pasti kepalaku malah tambah pusing, apalagi penumpang di sebelahku merokok. Dulu aku juga seringkali nggak peduli dengan penumpang yang lain, pokoknya aku mau menikmati rokok. Sekarang aku terganggu oleh asap rokok. Kapok.
Mampir Ke Ponpes Tegal Rejo, nengok adik IV. Sudah tiga tahun dia nggak pulang. Kalau pas liburan begini pondok sepi sekali. Dulu aku pernah ke sini, ramai sekali seperti pasar, jalan hampir tak terlihat. Para santri lalu lalang memenuhi teras kamar, sebagian yang lain duduk bergerombol di pinggir teras kamar. sedang di halaman yang tidak begitu lebar, di depan deretan kamar itu sudah penuh dengan jemuran pakaian. Santri lalu lalang. Ada yang membawa handuk dan peralatan mandi, berjalan ke sendang, berpapasan dengan mereka yang pulang dari suangi sambil menenteng cucian. ada yang meneteng es, sayuran, nasi, rokok, berjalan tergesa dari warung. ada yang berjalan berbondong-bondong keluar dari kelas sambil menenteng kitab. di dalam kamar yang lebarnya kira-kira 4 x 4 seperti toko yang sangat laris sekali. Mungkin tiga puluhan lebih santri yang keluar masuk ke kamar kecil itu. Mengambil dan menaruh kitab di salah satu kotak, ada yang mau bikin teh encari gula di lemari, ada yang melipat pakaian, ada yang baru datang dari mandi dan mau mennggantungkan handuk, ada yang menghitung uang. wah pokonya rame sekali. Tapi tadi siang waktu aku datang, pondok itu sepi sekali.
Hanya ada beberapa santri sedang rujakan di teras kamar. Beberapa kamar terkunci. Kucari adikku di Kamar tapi tidak ada. Kutanya pada santri yang sedang rujakan, tidak kenal. Ya udah. aku masuk saja ke kamar dan coba untuk tidur. Aduh baunya.... sengak. dan dingin sekali. Gerimis dari tadi belum juga reda.
beberapa saat kemudian ada sabtri datang. Dia baru datang dari rumah. Jadi, dia juga tidak tahu adikku di mana. Kucoba cari ke Makam. Tidak ada. Ternyata dia sedang di kamar lain. Kuserahkan semua titipan dari keluarga; uang dan pakaian dan salam. Kuberikan juga Jajan (makanan lebaran) yang renacananya buat oleh-oleh untuk teman-teman di Jogja. Kurasa sekresek kue kering itu lebih berarti bagi adiku dan teman-temanya dari pada teman-teman di jogja yang sudah gede-gede dan sudah kenyang makananan enak.
on line itulah yang kulakukan pertama kali begitu melihat komputer ini ngganggur. Cek e-mail, lalu blogger.
Komentar