Langsung ke konten utama

Pawang hujan

Badanku jadi panas karena sekian lama terjepit dalam posisi yang sama. Sebenarnya aku sudah terbiasa terjepit karena aku ditakdirkan untuk itu. tapi kalau dalam waktu yang lama dan posisi yang sama aku juga bisa kepanasan. Kalau begini terus bisa-bisa aku jadi hitam legam karena gosong. Kemarin aku dijepit diatas jok motor. Motor menderu tidak begitu cepat karena dia tidak begitu mahir naik mengendarai motor. apalagi memboncengkan orang. ah jadi perjalanan pasti akan lebih lama. Kami menuju ke selatan, mencari pawang hujan di Imogiri.

ada yang bilang kami harus bertemu dengan Mbah Wiryo. ya kucari rumah mbah Wiryo. Seseorang akan menunjukkan rumah mbah Wiryo tapi bukan pawang hujan. Di sini, yang terkenal pawang hujan itu Mbah Mitro rumahnya di sana, setelah pasar sana. Motor kembali berjalan lambat, melewati pasar lalu bertanya lagi. Rumah mbah wiryo dekat puskesmas, di depannya ada patung semar.

Baru kali ini kami mencari pawang hujan. sama sekali belum tahu bagimana model ritualnya. Ternyata kami hanya perlu membeli srono seharga 150.000 lalu nanti melakukan ritual sendiri di tempat acara. Srono itu berupa sesisir pisang raja, bunga, dan umbul-umbul. Yang dimaksud dengan umbul-umbul adalah beberapa sapu lidi yang ditancapi cabe.

sebenarnya masih ada srono yang lain lagi tapi kami tidak mengambil karen anggak mau repot. srono itu adalah kemenyan dan kawan-kawannya. kemayan itu harus dibakar dan tidak boleh mati baranya selama acara. kalau mati ya bisa saja hujan turun. maka kami minta tolong agar kami tidak usah melakukan ritual pembakaran. jadi masalah pembakaran dilakukan di rumah pawang hujan saja. kami hanya akan memasang sajen pisang dan umbul-umbul.

Waktu pulang, hari sudah hilang disembunyikan gelap malam. Jadi sepeda motor berjalan semakin lambat. eh nyasar lagi sampe ke Bantul kota. Waduh jadi lama sekali sehingga tubuhku terasa sangat panas. ya gimana lagi lha wong aku dijepit terus karena takdirku memang jadi bokong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin