Langsung ke konten utama

Tarawih menurut Fauzil

Obrolan Sederhana tentang Tarawih
Tweet @kupinang (Mohammad Fauzil Adhim)

1. Mari sejenak kita berbincang tentang shalat tarawih, bukan tentang jumlah raka’atnya, tapi apa yang sebaiknya kita lakukan saat bermakmum.

2. Ingatlah sejenak sabda Nabi shallaLlahu alaihi wa sallam:

مَنْ قَامَ مَعَ اْلإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَة

3. "Barangsiapa qiyamul lail bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya (pahala) qiyam satu malam (penuh)." HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, An-Nasa'i dan lain-lain.

4. Berapa raka’at yang terhitung melakukan qiyamul lail semalam suntuk? Batasannya ialah melakukan tarawih hingga selesai bersama imam.

5. Maka jika imam shalat tarawih 11 raka’at, kita bermakmum sampai selesai. Begitu pula jika imam shalat tarawih 13 atau 23 raka’at.

6. Bagi kita yang menjadi makmum, pilihan terbaik adalah shalat bersama imam sampai dengan selesai; bukan soal 11, 13 atau 23 raka’at.

7. Jika ingin memilih, maka itu sebelum melaksanakan shalat tarawih berjama’ah. Adapun sesudah jama'ah ditegakkan, ikuti sampai selesai.

8. Pilihan terbaik adalah shalat mengikuti imam sampai selesai dengan sempurna. Adapun imam sepatutnya shalat dengan tuma'ninah dan khusyuk.

9. Imam membaca ayat-ayat secara tartil, jelas dan tidak adu kecepatan; baik 11, 13, 21 atau 23 raka’at atau lebih dari itu.

10. Di masa Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu, beliau pernah mengumpulkan para qari' dan menggariskan kebijakan jumlah ayat.

11. Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu meminta qari yang bacanya cepat agar membaca 30 (sekitar 3 halaman mushhaf), yang sedang 25 & yang lambat 20 ayat (2 halaman mushhaf) tiap raka’at.

12. Jangan bayangkan yang cepat bacanya seperti dikejar musuh sehingga tarawih selesai dalam 20 menit. Tetap tartil & tidak tergesa-gesa.

13. Mereka melakukan ruku' dan sujud dengan sempurna, tuma'ninah. Tidak serupa orang salto. Ini yang kadang terabaikan saat mengejar jumlah.

14. Jadi, mana yang paling baik? Yang sempurna gerakannya,tuma'ninah, khusyuk dan bacaannya baik tidak tergesa-gesa; 11, 23 atau 39 raka’at.

15. Imam Syafi’i mendapati shalat tarawih pada masa beliau jumlah raka’atnya 23 di Makkah dan 39 di Madinah. Bagaimana komentar beliau?

16. "Seandainya mereka memanjangkan bacaan dan menyedikitkan bilangan sujudnya, maka itu bagus," kata Imam Syafi’i.

Beliau melanjutkan: >>

17. "Dan seandainya mereka memperbanyak sujud & meringankan bacaan, maka itu juga bagus; tapi yang pertama lebih aku sukai."

18. Perkataan Imam Syafi’i rahimahullah sebagaimana termaktub dalam Fathul Bari ini menunjukkan, yang lebih sempurna itu lebih utama.

19. Yang paling baik bukanlah yang paling banyak bilangan raka’atnya, tetapi yang paling sempurna shalatnya. Semoga Allah Ta'ala ridhai.

20. Ingatlah sabda Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam. | Ada yang shalat malam, tapi hanya mendapatkan penatnya begadang saja.

21. Beliau bersabda:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ

22. “Betapa banyak orang yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja. Betapa banyak pula yang shalat malam, hanya menjadi begadang di malam hari.” HR. Ahmad.

23. Tiada nilainya selain berpenat-penat. Semoga kita terhindar dari puasa dan qiyamul lail yang demikian.

24. Tapi jika sekiranya menghendaki shalat tarawih dengan bilangan raka’at yang banyak & tetap tuma'ninah, dapat memilih 41 atau 49 raka’at.

25. Shalat tarawih 41 raka’at ini berdasarkan persaksian Shalih Mawla At-Tau'amah tentang shalat tarawihnya penduduk Madinah di masa itu. Shalat tarawih dilakukan 38 raka’at plus 3 raka’at witir. Bisa juga 40 raka’at tarawih plus 9 raka’at witir. Yang terpenting: sempurna.

26. Jadi jika menganggap lebih banyak lebih baik, pilihlah 49 raka’at dengan khusyuk, tuma'ninah dan bacaannya tartil tidak tergesa-gesa.

27. Terus terang, saya merasa tidak siap shalat tarawih berjama’ah 49 raka’at secara sempurna. Dan selama ini saya belum pernah menjumpai.

28. Tapi kembali pada persoalan semula, yakni shalat tarawih berjama’ah. Jika ingin mendapat pahala qiyamul lail semalam suntuk, ikut imam.

29. Jika imam 11 raka’at dan Anda biasanya 23 raka’at, cukupkan 11 raka’at saja. Jangan menganggap tidak ada tarawih yang kurang dari 20.

30. Justru dengan mengikuti imam sampai selesai, kita mendapatkan pahala qiyamul lail semalam suntuk. Bukankah Rasulullah yang jadi contoh?

31. Jika Anda biasanya shalat tarawih 11 (8+3), lalu mendapati imam shalat 23 raka’at, ikuti pula sampai selesai secara sempurna.

32. Jangan sekali-kali mengira bahwa terlarang shalat tarawih di atas 11 raka’at. Bukankah banyak riwayat yang dapat kita pedomani?

33. Semoga bincang sederhana ini bermanfaat dan barakah. Saatnya kita membersihkan niat. Bukan mengotori dengan menguatkan 'ashabiyah.

34. Bukankah akan lebih utama jika kita mendapatkan pahala terbaik dan di saat yang sama mengokohkan persaudaraan sesama muslim?

35. Diskusi itu lebih mudah ketika mengedepankan ilmu dan kebenaran. Bukan ego pribadi maupun kelompok. Wallahu a’lam bish-shawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i