Langsung ke konten utama

Hati Nur Rahayu: Hasilnya Terserah Allah

Rangkuman materi pelatihan menulis di WAG bersama Om Jay oleh Faiq Aminuddin


Senin malam Selasa, 17 Februari 2020 Bu Hati Nur Rahayu hadir di grup WA Belajar Menulis Gel.2


Malam itu Bu Hati berbagi pengalamannya dalam menulis dan menerbitkan buku. Walau sudah mempunyai banyak karya, Bu Hati tetap rendah hati. "Saya belum menjadi penulis hebat, masih banyak harus belajar," kata Bu Hati tawadhu'.


"Perkenalkan , nama saya Hati Nurahayu asal dari Bandung," Bu Hati mengawali penyampaian materi dengan perkenalan. Beliau membagikan beberapa berkas yang berisi biodata.


Menurut Bu Hati,  menulis itu banyak ceritanya. Bila belum mahir, kita harus  berusaha mengikuti alur jenis penulisan. Bu Hati menulis apa saja yang menurutnya bisa, dan sesuai apa yang diinginkan Bu Hati.


Walau guru Sains  Bu Hati juga suka puisi dan  suka mengubahnya menjadi video sederhana.

"tak henti saya berpuisi walau sederhana… hanya iseng," ungkap Bu Hati. Beliau membaca puisi saat merasa jenuh mengedit buku. Sambil memutar karoke lagu yang sesuai, puisi dibaca dan direkam sehingga puisi kita bisa terasa lebih indah.


Bu Hati menganggap kegiatan menulis hanya sebatas hobi sederhana. Pada tahun 2002 ketika masih kuliah di UPI, Bu Hati terinspirasi oleh dosen IPA, Yusuf Hilmi Adisenjaja.


Bu Hati mencoba menulis dengan tema kajian IPA dan Al-Qur'an dan memasukkannya ke majalah. Alhamdulilla lolos sebanyak dua kali.

"Itu tahap perdana... dan lama seiring waktu berlalu... baru menulis kembali tahun 2007, sebatas PTK.. walau saya  tidak ada kepentingan naik pangkat, karena guru honorer," kenang Bu Hati.


Atas permintaan kepala sekolah, Bu Hati  mengirimkan naskah PTK ke P4TKIPA. Alhamdulillah Bu Hati juga pernah menjadi pemakalah pada seminar sains internasional. 


Pada tahun 2008 Bu Hati iseng-iseng membuat proposal block Grant ke LPMP Jawa Barat. "Alhamdulillah diterima," syukur Bu Hati. "Alhamdulillah PTK yang saya ajukan setiap tahun diterima di tingkat nasional  dari 2015-2019.. berturut turut," lanjutnya.


Pada tahun 2017, Bu Hati mengajukan judul Peuyeum Bandung pada kegiatan Diseminasi Literasi. Bu Hati memilih judul ini karena merasa akan lebih mudah mengarah ke sains yang menggunakan teknologi konvensional. Naskah Peuyuem Bandung dibuat hanya dalam waktu 6 hari. Judulnya biasa-biasa saja. Nulisnya juga ngebut. Kok bisa lolos ya?


"Menulis saya apa adanya ... lolos itu suatu keberuntungan...ada rezekinya," ungkap Bu Hati. Dalam menulis dan mempublikasikan tulisan belaiau berprinsip, "kirim dan lupakan".


Ternyata buku Peuyeum Bandung membuat Bu Hati menjadi pemenang terbaik satu pada kegiatan Diseminasi Literasi 2017. Kita memang perlu berkarya yang mengangkat kearifan lokal dan  bangga dengan budaya lokal.


Bu Hati mengajak kita berkarya, salah satunya dengan menulis. Menulis dapat kita manfaatkan sebagai pengisi waktu saat sudah menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. "saya sebut refreshing otak," tegas ibu dari 5 anak yang pantang menyerah ini. Bu Hati juga pernah menjadi penjaja buku yang menawarkan buku ke penerbit mayor. "ditolak? gak masalah... ," hibur Bu Hati. Dari sekian buku yang ditawarkan ke penerbit mayor, ada juga yang diterima yaitu buku tentang reptil dan mengenal ekosistem, serta kreasi dari kain flanel. 


Pada bulan Oktober  2019 Bu Hati membuat penerbit indie, Tata Akbar.


"Dengan menulis aku berpetualang" begitulah  motto Bu Hati. Beliau mengajak kita menulis apa saja, baik puisi, penelitian

cerita  dll. Karena dengan menulis yang awalnya tak bisa menjadi bisa. Kita tidak perlu takut mencoba. "masalah hasil ..terserah Allah swt," pesan Bu Hati. Beliau mengajak kita untuk menikmati proses menulis. Ketika menulis, Bu Hati menyarankan tidak perlu pakai target. "menulis untuk refreshing bagi saya... sambil bersama anak.. saat itu mereka semua balita..paling besar kelas 1 sd," kenang Bu Hati. Beliau memang sangat kreatif. Beliau bisa mendapatkan ide menulis dari foto foto unik sederhana.


Malam itu Bu Hati juga menyampaikan langkah-langkah untuk menerbitkan buku dari PTK.


TRIK MENGUBAH KTI (PTK) MENJADI BUKU


Contoh:

Judul PTK "Penggunaan Media Audiovisual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia di Kelas IX SMP Negeri Surabaya Tahun Ajaran 2017/2018" dapat diubah menjadi Judul Buku: "Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah."


Isinya;

1.Bab I (Pendahuluan) buang masalah, manfaat, definisi operasional. 


  1. Tambahkan bagian kesenjangan (berisi rendahnya hasil belajar, motivasi, minat belajar, dsb.) ganti dengan kondisi memprihatinkan yang terkait pembelajaran materi/ mapel yang kita PTK-kan. Jadi, tidak lagi hanya terbatas pada kondisi kelas kita).


  1. Pernyataan “Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menetapkan untuk melakukan penelitian tindakan kelas dst DIUBAH menjadi “buku ini ditulis berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul .....”


2. Bab II adalah subbab 2.1 (kajian teori yang pertama)


3. Bab III adalah subbab 2.2 


4. Bab IV adalah subbab 2.3 (sesuaikan dengan jumlah kajian teori pada bab II.


5. Bab V (Diangkat dari bab Hasil Penelitian dan Pembahasan) Penggunaan Media Audiovisual dalam Pembelajaran Sejarah.

Di bagian awal beri pengantar seperti ini:


Uraian pada bab ini diangkat dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilkukan di ... pada ... 


Data yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah ... yang dikumpulkan dengan instrumen ... Data dianalisis dengan .... 

Lalu subbab berikutnya mengikuti subbab pada bab Hasil Penelitian dan pembahasan. 


Bu Hati menyarankan agar  PTK jangan langsung dicetak menjadi buku, tapi perlu diubah dulu. Inti dari judul PTK diubah menjadi judul singkat yang sesuai dan pantas sebagai judul buku.


Satu  PTK bisa  menjadi satu buku. PTK bisa dikembangkan minimal menjadi 56 halaman kertas A5. "100 halaman lebih asik, apalagi 200," canda Bu Hati.


Bu Hati juga memotivasi anak didik untuk menulis mandiri dan siap menfasilitasi penerbitannya.



Tentang Sunting-menyunying

Menyunting atau mengedit tulisan itu bukan hal yang mudah. Menyunying membutuhkan mata yang konsentrasi untuk memahami isi buku. Menyunting juga membutuhkan waktu. Menyunting satu buku kadang bisa sampai satu bulan, tapi kadang bisa juga hanya satu hari "kalau naskahnya oke dan mood kita pas," kenang Bu Hati yang pernah jatuh sakit karena mengedit buku.


Menjadi penyunting  juga harus menjaga kesehatan, mata juga perlu istirahat, jangan dipaksa melihat komputer terus. Menyunting buku membuat kita duduk dalam waktu yang lama dan kurang gerak. Hal ini dapat membuat tubuh 'mengembang'. Jadi, kegiatan megedit buku perlu diimbangi dengan kegiatan fisik seperti raga dan mengatur pola makan.


Pada akhir acar Bu Hati memberikan beberapa kesimpulan.


Kesimpulan

#

intinya menulis saja apa yang kita mau, dan ada di benak kita.

##

Ikuti sistematika penulisan arah tulisan  yang akan kita buat.

###

buat fokus pada buku yang dirancang kalau mau membuat buku.

buat apa saja yang akan kita tulis

outlinenya dibuat dulu.

####

*Dengan menulis aku berpetualang*


mau mencoba hal yang menurut kita tidak mungkin, dan kita punya sikap dan cara tersendiri dalam menyelesaikan karya kita.


Hasil..lihat saja nanti..

Niatnya berkarya dan berkarya..


insyaa Allah Barokah ...aamiin


mohon maaf atas  segala kesalahan dalma penyampaian dan apabila tidak berkenan. semoga bermanfaat ya..


wassalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarokaatuh


Demikian catatan materi yang disampaikan Bu Hati.


Semoga bermanfaat.


Sebelumnya pak Alpin juga memotivasi kita untuk menulis http://kebonkata.blogspot.com/2020/02/alpiyanto-menulislah-dari-pengalaman.html


Pada pertemuan sebelumnya Pak Wijaya Kusuma menginspirasi dengan pesan Terus perbaiki sampai Penerbit Mayor Menerima

(http://kebonkata.blogspot.com/2020/02/wijaya-kusuma-terus-perbaiki-sampai.html)


Adapun materi ketujuh tentang pengalaman Bu Emi dalam menerbitkan buku baik karya mandiri maupun karya bersama siswa, finalis inobel, serta suami dapat dibaca di http://kebonkata.blogspot.com/2020/02/emi-sudarwati-buku-adalah-bukti-sejarah.html


Materi keenam tentang proses menerbitkan buku secara Indie dapat dibaca di sini http://kebonkata.blogspot.com/2020/02/sugiharti-biarkan-buku-menemui-takdirnya.html


Materi ketiga tentang pentingnya judul tulisan disampaikan oleh pak Dudung Nurullah Koswara > https://kebonkata.blogspot.com/2020/02/dnk-menulis-itu-kifarat-dan-tasyakur.html


Materi keempat tentang asyiknya menulis disampaikan oleh pak Taufik Hidayat > https://kebonkata.blogspot.com/2020/02/taufik-hidayat-semakin-kaya-bacaan-kita.html


Materi kelima tentang Membangung personal Branding melalui Blog disampaikan oleh pak Namin > https://kebonkata.blogspot.com/2020/02/namin-personal-branding-dapat-dibangun.html


Lebih lengkap tentang cara ngeblog >> https://kebonkata.blogspot.com/search/label/Cara%20Ngeblog




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu