Tadarus: Pelukis Wajah
Hari minggu lalu, ketika kami berangkat dan pulang balik pengajian komunitas Indonesia, kami melewati City Centre. Di pusat keramaian kota itu, mata saya terantuk pada seorang pelukis wajah jalanan. Orang-orang mengerumuninya. Mukanya serius dan tangannya sibuk dengan pensil dan kertasnya. Gambar hitam putih berupa wajah lelaki yang duduk di depannya hampir selesai. Sangat mirip.
Saya pun meninggalkan kerumunan itu dengan decak kagum. Pelukis wajah itu tampak begitu terlatih dan seperti profesional. Saya yang tidak pandai menggambar, sulit membayangkan, bagaimana bisa tangan pelukis itu seperti dengan mudah menggoreskan karakter wajah pada selembar kertas. Itu seperti kekaguman saya pada ahli karikatur yang mampu meletakkan ciri khas seseorang yang mudah dikenali dalam gambar kartunnya.
Rasa kagum saya kemudian memudar. Itu terjadi dua malam lalu, ketika saya membaca ayat 6 surah Ali Imran. Begini bunyi terjemahnya:
"Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Tiba-tiba dada terasa sesak. Pikiran tercekat. Mata tergenang. Saya pun teringat peristiwa bertemu pelukis rupa. Saya jadi menerka-nerka: berapa gambar yang ia hasilkan hari itu? Apa yang bisa ia hasilkan jika tak seorang pun meminta dirinya untuk melukis mukanya? Gambar muka seperti apa yang dapat ia buat tanpa ada contohnya?
Sedangkan Allah, berapa "lukisan wajah" yang Ia buat dalam seharinya manusia. Ribuan bahkan jutaan rupa manusia ia sematkan pada setiap janin dalam rahim para ibu, yang ketika lahir menjadi "gambar" yang berbeda.
Memang ada yang kembar, tapi ini juga menunjukkan kehebatan Allah Al Mushawwir, Sang Desainer Agung.
Ya Allah, begitu lambannya diri ini mengenali-Mu.
Birmingham, 10.07.15
Al Faqir Ibnu Sabil
Komentar