# Ramadhan ke-20
PARFUM DAN JEJAK HIDUP
Penjual parfum langganan saya dan suami dengan ramah bercerita tentang bapaknya yang baru saja meninggal. Ceritanya, beberapa hari ini di rumahnya banyak saudara. Setiap kali saudara-saudaranya merasakan bapaknya "datang" ke rumah kembali. Mereka pun mempercayai hal itu sebagai bentuk keterikatan bapak dengan rumah. Namun, lama-lama mereka pun berpikir tentang kejanggalan saat sadar bahwa bapak "datang" selalu bertepatan dengan si penjual parfum. Selidik punya selidik, ternyata si penjual parfum itu punya selera parfum yang sama dengan bapaknya (suka dengan sebuah merk parfum). Jadi, aroma bapak selalu hadir lewat parfum anaknya.
Parfum selalu meninggalkan jejak. Aroma badan itu bisa mensugesti kehadiran orang-orang yang kita cintai dalam kehidupan kita, meski orang itu tak ada lagi di sisi. Dan jejak itu penting. Karena jejak akan memanggil kenangan dan pengalaman terindah yang mungkin sulit kita lupakan. Tugas kita hanya satu, meninggalkan jejak terindah yang akan membuat orang-orang di sekitar kita berkesan, syukur-syukur terkenang.
Jejak hidup akan menjadi kesan bagi orang-orang sekitar. Ada yang hilang saat kita tiada. Orang-orang akan mengenang kebaikan kita, bukan menghitung-hitung keburukan kita. Orang-orang akan menangis dengan kepergian kita, bukan bergembira karena ketiadaan kita. Semua ditentukan oleh jejak apa yang kita tinggalkan.
Jika suatu saat Allah memanggil kita, semoga harum nama kita selalu dihirup orang-orang yang kita tinggalkan. Karena kita meninggalkan jejak sejarah hidup yang baik dan bermakna.
07.07.2015
Kusmarwanti Noe
Komentar