Langsung ke konten utama

NU dan Kekuatan Ekonomi

NU Online

Gus Yusuf: Nahdliyin Harus Bangun Kekuatan Ekonomi

Senin, 25/05/2015

Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah, KH Yusuf Chudlori berpendapat, kaum muda Nahdliyin harus mau membangun kekuatan ekonomi melalui basis kewirausahaan. Sebab jika tidak kuat dalam urusan ekonomi, urusan apapun bisa sulit. "Selama ini kita mendudukkan masalah ekonomi sebagai problem utama karena standar penghasilan masyarakat kita, terutama yang di kawasan pedesaan, dan itu banyak dihuni warga Nahdliyin, memang tergolong rendah," ujarnya kepada NU Online, Ahad, (24/5).  Gus Yusuf, demikian panggilan akrab pendiri pesantren entrepreneur di Tempuran Magelang itu melihat bahwa sejalan dengan demografi warga yang semakin padat, akses ekonomi yang semakin kompetitif, tak ada alasan menunda-nunda pengetahuan dan praktik berekonomi. Menurutnya, pada Muktamar 2015 di Jombang nanti, NU harus serius menyerukan jihad ekonomi. "Kewirausahaan itu sebaiknya didudukkan sebagai jihad karena memang harus ada kesungguhan dalam ilmu dan pengalaman. Jihad adalah semangat sungguh-sungguh, dan makna substantif lebih luasnya juga sebagai upaya memerangi kefakiran, kebodohan, keterbelakangan dan seterusnya," terangnya. Dalam pandangan Gus Yusuf, negara harus juga memperhatikan kewirausahaan. Pendidikan dan ketrampilan bekerja harus digalakkan. Gus Yusuf berpesan kepada pemerintah agar lebih serius dalam memetakan kebutuhan pelatihan-pelatihan kewirausahaan. Ia berharap jangan sampai program-program hanya berjalan untuk pelatihan itu sendiri karena tujuan pelatihan adalah memberikan dampak pada kehidupan sehari-hari. "Banyak program pelatihan di masa lalu yang tidak sesuai kebutuhan masyarakat, atau biasanya pemerintah hanya sedikit melatih, lalu memberikan bantuan mesin, kemudian mesin itu mangkrak. Itu harus dihindari," kritiknya. (Ferli/Fathoni) :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin