Langsung ke konten utama

Mbah Di dan Silaturahmi

Mbah Di dan Silaturahmi

Pada bulan Syawal seperti ini sering diadakan acara pertemuan keluarga yang mengumpulkan banyak keluarga yang masih ada hubungan keturunan. Pada bulan Syawal ini ada tiga pertemuan keluarga yang bisa aku ikuti. Salah satunya pertemuan keluarga dari mbah buyut dari jalur ibuku yaitu Mbah KH Abdul Hadi. Perkumpulan keluarga ini dinamakan IKBAT (Ikatan Keluarga Bani Abdul Hadi Tedunan). Seingatku, ketika aku masih sekolah di Madrasah Aliyah (sekitar tahun 1995 -- 1997) sudah ada pertemuan IKBAT. Pertemuan IKBAT kali ini bertempat di rumah Bude Badriyah Tedunan, Wedung, Demak. Di depan rumah ada kain hitam lebar yang sengaja dipampang. Tulisan pada kain background tersebut cukup unik;

HARI INI BANI ABDUL HADI KETEMU LAGI
KAPAN LAGI KALAU BUKAN DI HARI INI
DI HARI IDUL FITRI
MOHON MAAF LAHIR BATIN

Apapun format acaranya, bagaimanapun model undangannya, setiap tanggal 5 Syawal keluarga besar IKBAT sepakat untuk berkumpul di rumah salah satu anggota IKBAT secara bergantian. Kali ini pertemuan IKBAT jatuh pada hari Jumat, 1 Agustus 2014.
Secara bertahap keluarga-keluarga anggota IKBAT mulai berdatangan. Ada keluarga dari Tedunan, Mutih, Kajen, Troso, Bugel, Giri Kusumo, Mranggen, Jali, Pasir, Tlutup, Pati, Surabaya, Jogjakarta, dan daerah-daerah yang lain. Semua datang untuk berkumpul di desa Tedunan. Semua datang untuk saling menyambung tali persaudaraan. Keistiqomahan dalam bersilaturrahmi inilah yang dulu juga dilakukan oleh Mbah Di. Maka tepat sekali bila pada pertemuan kali ini, Mbah KH Fahrur Rozie juga mengingatkan kembali tentang pentingnya silaturahmi.

 Dengan adanya pertemuan IKBAT, aku jadi lebih mengenal sanak-saudara atau keluaraga yang berada di luar desa Tedunan. Tentu saja masih banyak yang belum aku kenal apalagi akrab. Kadang aku sekedar mengamati, mengenal wajah, kemudian berlanjut dengan bertanya kepada saudara lain yang mungkin sudah mengenalnya. Semoga aku termasuk cicit mbah Hadi yang bisa istiqomah bersilaturrahmi. Amin[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin