Langsung ke konten utama

Keledai Yang Jatuh Ke dalam Sumur Tua

Copas
Keledai Yang Jatuh Ke dalam Sumur Tua

Suatu hari keledai milik seorang petani jatuh ke dalam sebuah sumur tua. Sementara si petani, sang pemilik keledai, memikirkan apa yang harus dilakukannya. Akhirnya ia memutuskan bahwa hewan itu sudah tua dan sumur perlu ditimbun karena berbahaya. Jadi ia berpikir tidak ada gunanya menolong si keledai. Kemudian ia mengajak tetangganya untuk membantunya menimbun sumur tua itu. Merekapun membawa sekop dan cangkul dan mulai menimbunkan tanah ke dalam sumur.

Ketika keledai menyadari apa yang sedang terjadi, ia meronta-ronta. Namun kemudian ia menjadi mendadak diam. Setelah beberapa sekop dan cangkul tanah tertimbun, si petani melihat kedalam sumur, dan tercengang melihatnya.

Walaupun punggungnya harus tertimpa bersekop-sekop tanah, namun si keledai berhasil melakukan sesuatu yang menakjubkan. Ia mengguncang-guncangkan badannya agar tanah yang menimpa punggungnya turun ke bawah lalu ia menaiki tanah itu. Begitu seterusnya.

Si petani terus menuangkan tanah kotor ke atas punggung hewan itu, namun si keledai juga terus menguncangkan badannya dan kemudian melangkah naik. Akhirnya si keledai berhasil meloncat dari sumur itu setelah tanah timbunan hampir rata dengan permukaan tanah. Ia kemudian melarikan diri dari si petani.

Tahukah anda, bahwa kehidupan selalu dan terus saja menuangkan tanah dan kotoran kepada kita, segala macam tanah dan kotoran. Cara untuk keluar dari timbunan tanah dan kotoran itu (masalah dan kesedihan) adalah dengan mengguncangkan segala kotoran dan tanah itu dari diri kita (pikiran dan hati kita). Dan melangkah naik dari “sumur” dengan menggunakannya sebagai pijakan kita selanjutnya.

Kita tahu, setiap masalah-masalah kita merupakan satu batu pijakan untuk melangkah. Kita dapat keluar dari “sumur” yang paling dalam dengan keluar berjuang, tidak pernah menyerah. Guncangkanlah segala hal-hal negative dari pikiran anda dan melangkahlah naik.

sumber : ceritamotivasimendidik

Like & Share

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu

Doa Mohon Belas Kasihan Allah

رَبِّ إِنِّىٓ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِى بِهِۦ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِى وَتَرْحَمْنِىٓ أَكُن مِّنَ ٱلْخَٰسِرِينَ Rabbi innii a'uudzu bika an as-alaka maa laysa lii bihi 'ilmun wa-illaa taghfir lii watarhamnii akun mina alkhaasiriin Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi (Hud 47) Aamiin