Langsung ke konten utama

Kiat Kiai Umar Hadapi Santri Nakal

KEARIFAN KIAI (3)
Kiat Kiai Umar Hadapi Santri Nakal
(Rabu, 29/07/2015 08:06)

Meski berada di pesantren, sebuah lembaga yang mengajarkan akhlak serta ilmu agama, tetapi ada saja label “santri nakal” yang  dilekatkan pada beberapa santri.
Kenakalannya pun bertaraf, dari hanya sekadar ghasab (meminjam tanpa izin) sandal teman, membolos saat jam ngaji, sampai melakukan kenakalan lain yang dapat mengakibatkan si santri dapat sanksi berupa kepala plontos atau bahkan dikeluarkan.

Tak terkecuali dengan Kiai Umar (Allah yarham), salah seorang kiai terkemuka di Solo, Jawa Tengah. Ia memiliki beberapa “santri nakal”. Untuk memantau perkembangan kenakalannya, maka sang kiai menugaskan seorang pengurus pondok untuk mencatat catatan kenakalannya.

Semakin lama, catatan yang dikumpulkan pengurus sudah lumayan banyak. Bahkan terkadang, saat memergoki langsung kenakalan santri, ia ingin bertindak langsung. Namun, untungnya ia masih ingat dawuh sang kiai untuk mencatatnya secara diam-diam.

Hingga, suatu hari Kiai Umar memanggil pengurus tersebut. Dalam hati, betapa girangnya sang pengurus membayangkan hasil pekerjaannya selama ini, bakal menjadi dasar pertimbangan Kiai Umar untuk menghukum para santri nakal.

Namun, beberapa hari setelah penyerahan “daftar hitam” tersebut, para santri nakal tak kunjung jua dipanggil atau bahkan dihukum. Karena penasaran, pada sebuah kesempatan, ia kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada sang kiai.

“Pangapunten Mbah Kiai, para santri yang kemarin sudah dicatat kenapa tidak diberi hukuman?” tanya dia dengan sedikit terbata-bata dan suara yang lirih.

“Sudah aku tindaklanjuti kok,” jawab kiai, singkat.

Santri hanya diam. Masih bingung dengan jawaban sang kiai.

“Daftar itu bukan untuk menghukum mereka. Justru, para santri nakal itu, tiap malam aku doakan mereka, agar hilang kenakalannya dan mereka dapat menjadi orang yang bermanfaat untuk lingkungannya,” lanjut Kiai Umar. (Ajie Najmuddin)

 

Dikembangkan dari ceramah KH Mustofa Bisri pada saat mengisi ceramah di acara haul Kiai Umar, Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta, beberapa tahun lalu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i