Langsung ke konten utama

Kekerasan dan Pembagian Rombongan Belajar Berbasis Gender

 

Kekerasan dan Pembagian Rombongan Belajar Berbasis Gender

Blog Faiq Aminuddin

Bila jumlah murid dalam satu kelas lebih dari 30, maka murid dibagi menjadi dua rombongan belajar. Pada prakteknya, ada beberapa model pembagian rombongan belajar. Sebagian madrasah mengelompokkan murid berdasarkan prestasi atau kompetensinya. Sebagian madrasah yang lain mengelompokkan murid menjadi rombongan belajar putra dan rombongan belajar putri. Apakah pembagian murid berdasarkan jenis kelamin seperti ini sudah tepat atau malah dapat menyebabkan kekerasan berbasis gender?


Dasar utama pembagian rombongan belajar putra dan putri di beberapa madrasah tentu saja ajaran atau syariat Islam yang memerintah untuk menghindari percampuran antara laki-laki dan perempuan dewasa yang bukan mahrom. Pemisahan antara murid putra dan putri ternyata tidak hanya ada di pesantren dan madrasah saja tetapi juga di dunia kepramukaan. Secara prinsip pemisahan murid laki-laki dan perempuan dalam kelas yang berbeda tidak bermasalah dengan syarat tidak ada diskriminasi.


Dalam lingkungan dengan ideologi patriarki yang masih kental, pemisahan kelas putra dan putri bisa jadi malah lebih melindungi murid putri dari tindak kekerasan berbasis gender. Murid laki-laki tentu lebih sungkan bila masuk ke ruang kelas yang berisi murid-murid perempuan. Dengan kondisi seperti ini diharapkan dapat memperkecil kemungkinan munculnya tindak pelecehan seksual oleh murid laki-laki terhadap murid perempuan baik fisik (memegang pantat, buah dada, atau alat reproduksi) maupun psikis (memaksa menjadi pacar dan lain sebagainya)


Dengan pemisahan kelas putra dan putri juga dapat meningkatkan kesempatan murid putri untuk berperan sebagai pemimpin baik sebagai pengurus kelas maupun sebagai pengurus Organisasi Intra Sekolah (OSIS) atau organisasi dan komunitas yang lain.


Lain halnya jika pemisahan kelas putra dan putri juga diikuti dengan perbedaan perlakuan atau ketidakadilan. Oleh karena itu, pemisahan kelas putra dan putri perlu diimbangi dengan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan kebersamaan antara murid putra dan putri, misalnya dalam kegiatan ektra kulikuler, pengelolaan majalah dinding, petugas upacara, pembagian tugas saat upacara bendera dan lain sebagainya. Selain itu pendidikan tentang kesetaraan gender menjadi materi wajib yang harus disampaikan terutama bagi murid perempuan sehingga mereka lebih percaya diri dan mau dan mampu ikut berperan aktif dalam setiap kegiatan positif.


Mencegah Kekerasan dengan Karakter Tawadhu’

Kata kekerasan identik dengan kata pemaksaan. Memaksakan kehendak (bahkan saran) merupakan bentuk kekerasan yang harus dihindari. Oleh karena itu penanaman karakter tawadhu’ atau rendah hati menjadi salah satu prioritas dalam mencegah tindak kekerasan. Untuk menjadi tawadhu’ harus menghilangkan sifat sombong. Kesombongan karena merasa paling kuat dapat menimbulkan tindak kekerasan fisik. Kesombongan karena merasa paling pintar dapat menimbulkan tindak kekerasan psikis berupa perundungan terhadap teman yang dianggap bodoh. Kesombongan karena merasa paling tampan dan cantik dapat menimbulkan kekerasan seksual serta kekerasan psikis berupa hinaan terhadap teman yang dianggap jelek penampilannya. Secara umum, kesombongan dapat menimbulkan arogansi, adigang, adigung, adiguna sehingga merasa bisa memaksa kepada orang lain.


Adapun karakter tawadhu’ atau rendah hati dapat muncul dari pengetahuan dan kesadaran bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk (ciptaan Allah) yang sesungguhnya mempunyai banyak kekurangan. Semua kekuatan yang kita terima hanyalah titipan dari Sang pencipta. Jadi, kita tidak berhak sombong, memaksa dan melakukan kekerasan kepada siapapun

Untuk mengetahui tentang cara menghindari kekerasan, kita bisa menyimak webinar Puspekas.

#CerdasBerkarakter

#BlogBerkarakter

#AksiNyataKita

#LawanKekerasanBebasisGender

#BantuKorban Kekerasan


 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Digital untuk Siswa dan Guru

Buku mata pelajaran umum tingkat MTs Buku kelas VII Buku siswa IPS Kelas VII MTK Kelas VII Semester 1 MTK Kelas VII Semester 2 PJK (Pendidikan Jasmani, olahraga dan Kesehatan) Kelas VII PKn Seni Budaya Prakarya sem 1 Prakarya sem 2 Buku Mata pelajaran umum tingkat MTs Buku pelajaran PAI untuk tingkat MTs MAPEL UMUM Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Matematika BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zanloOE1uUGRjVUk&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Bahasa Inggris BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zTmltd2JtVFMwVDQ&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Seni Budaya BS.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zdWtEMWF0SndRdU0&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 2.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zRE9pQUlnWmt4QTA&export=download Kelas 8\Buku Siswa\Kelas VIII Prakarya BS Sem 1.pdf https://drive.google.com/uc?id=0BxAzzxcrYq9zMlFxNGgyLTkxdGc&export=download Kelas 8\Buku Siswa...

CBT tanpa Lab Komputer dan Internet

Bulan Maret 2022 merupakan bulan pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun dan Ujian bagi murid kelas akhir seperti kelas IX MTs sederajat, Penilaian Harian Bersama Tengah Semester bagi murid kelas VII dan VIII. Sejak pandemi Covid-19 ramai dibicarakan, mulai ramai juga pembicaraan tentang pembelajaran dan penilaian online. Pembelajaran  dan penilaian online biasanya membutuhkan aplikasi LMS, Server dan Internet. Alhamdulillah ada banyak aplikasi LMS dan sejenisnya yang dapat digunakan secara gratis (lisensi tidak diperdagangkan) seperti Moodle yang merupakan LMS open source. Adapun server virtual juga ada yang dapat digunakan gratis seperti moodlecloud.com dan gnomio.com. Seperti biasa, MTs NU ITB Tedunan Wedung Demak, tahun 2022 berencana melaksanakan PAT, UM dan PHBTS menggunakan Moodle. Sebelumnya, kami melaksanakan CBT offline dengan memanfaatkan server yang dulu kami beli untuk UNBK. Akan tetapi sejak kedua PC server kami rusak sekitar 2 tahun yang lalu, kami beralih melaksanakan CBT...

Mengunduh Daftar Nilai Hasil UBK dengan Moodle

  Salah satu kelebihan moodle sebagai LMS adalah membebaskan guru atau panitia tes/ujian dari tugas atau beban mengoreksi dan menilai lembar jawaban tes. CBT atau UBK dengan Moodle, tugas koreksi dan menilai sudah ditangani oleh sistem Moodle secara otomatis. Kita dapat menguduh daftar nilai peserta tes, bahkan beserta catatan respon/jawaban setiap peserta untuk masing-masing butir soal. Setelah tes/ujian/UBK selesai, kita dapat mengunduh daftar nilai pada bagian Grades. Mengunduh Daftar Nilai Moodle Langkah-langkah mengunduh daftar nilai beberapa pelajaran/ujian/course dengan format topik adalah sebagai berikut; Login sebagai admin atau teacher klik nama tes/ujian/kursus/course pada Dropdown Menu klik Klik Grades > Export   Pilih jenis file yang diinginkan; OpenDocument spreadsheet, Plain text file, Excel spreadsheet atau XML file. Saya biasanya memilih OpenDocument spreadsheet yang dapat dibuka dan diolah dengan aplikasi pengolah kata open source...