Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2005

PIKA NAMANYA

Gadis kecil yang kesepian, bocah kota yang sering main ke desa. Siang itu ada suara motor memasuki halaman puskesmas. Dia langsung keluar dan menyambut orang yang datang dengan tatapan ramah, dan beberapa pertanyaan 'Mau ketemu, Ibu?' Aku menggeleng. 'Mau ke mana?' Dia bertanya lagi sambil mendekati kami yang sedang memarkir Vespa di bawah pohon waru. Aku bilang aku ingin berteduh di bawah pohon dan istirahat. Bocah kecil itu tinggal di Puskesmas karena ibunya bidan. Tapi dia dan ibunya tidak tinggal di sini setiap hari. rumah mereka di kota. Hanya pada hari sabtu dan minggu saja mereka berdua datang dan menginap di puskesmas ini. Ibunya bidan. Seperti aku, temanku juga kagum dengan kebernaian bocah kecil ini. dia tidak takut dengan kami, orang lain yang belum dia kenal atau sekedar dia lihat sebelumnya. dia juga tahu kami bukan penduduk desa ini. Temanku berkenalan lalu bertanya, 'Adik suka, ya, tinggal di desa?' bocah kecil itu menjawab tanpa memand

ternyata kemarin memang gagal posting

Aduhhh sebel padahal kemarin aku nulis luamayan banyak. sekarang akhir jumat. jumatan nggak ya. harusnya jumatanlah. kerepotannya bisa diatur. Kemarin sore ibu, mbak Nik, Kak Sub, dan lina datang ke sini menjengukku. Karna kosku kecil dan kantor juga tidak begitu layak sebagai tempat istirahat maka kusarankan mereka nginap di talenta. Kukirim sms ke mbak Lin, maka nelponlah dia. Arif juga datang. semalam tidur berlima di talenta. Mereka pada usuah tidur. yah biasa belum terbiaa dan tetunya tidak senyaman rumah sendiri. Perbincangan tidak bisa lepas dari gosip dan bagaimana renacana ke depanku. Kukatakan aku berniat akan hidup di desa. Apapun yang terjadi. Di rumah tidak ada surat untukku. Kukira akan ada surat dari kompas atau koran lain, ya surat atau pengembalian naskah-naskah yang pernah kukirim. Tidak ada. yang ada hanya kartu lebaran dari indah. Katanya ada kalimat 'aku pernah mencintaimu' di kartu lebaran itu. Ah indah. tentu saja kujawab tidak ketika ibu be

dua ribu lima

Ini hari ke duapuluh tiga. setelah sekian hari tidak menulis di sini. sekarang kembali lagi. Ini sudah dua ribu lima tapi aku masih di jogja. Padahal dulu aku ingin ganti tahun, ganti tempat. Tapi tiba-tiba ada tawaran untuk ikut bikin film. Wah aku mau saja karena menurut perkiraanku itu hanya mengundurkan kepulanganku dua minggu saja. Lagian aku memang sedang ingin belajar bagaimana membuat film. Dan ternyata kenyataan berkata lain. Kepulangannku ke Tedunan mundur jauh sekali. setidaknya dua bulan lebih. Aku harus menunggu gip yang membungkus kaki siap dilepas dan aku tidak perlu lagi kontrol ke Panti Rapih. Dulu pernah tersebar berita bahwa aku harus pulang karena akan segera menikah. Itu bermula dengan pertanyaan beberapa teman yang kujawab dengan sebuah cerita. Cerita yang kuharap bisa terlaksana. lebih tepatnya sebuah angan-angan. sampai sekarang angan-angan itu belum terlaksana. Dulu aku pernah menghindar dari tugas atau pekerjaan yang diatwarkan padaku dengan alasa