Langsung ke konten utama

Puisi Arkaa, Tangan-tangan Kuasa

Puisi Tangan-Tangan Kuasa

Tangan-Tangan Kuasa
Karya Arka

Tangan-tangan kuasa,
Memang sulit menebak gerakannya,
Karena bukan hanya bisa menulis saja,
Tapi bisa bicara bahkan menentukan nasib manusia.

Tangan-tangan kuasa,
Bergerak tanpa terasa,
Bahkan lebih hebat daripada gerakan tanpa bayangan dalam kungfu cina,
Berubah arah tanpa diduga,
Adakala lembut menghanyutkan asa,
Namun seketika menghancurlantakan apa saja yang menghalangi bak topan prahara.

Tangan-tangan kuasa,
Dapat berubah jadi tipu daya,
Menghipnotis siapa saja yang haus belaiannya,
Mata terpana membuat pikiran waras jadi terlena,
Tanpa sadar anda pun mengikuti segala kemauan pemiliknya.

Tangan-tangan kuasa,
Hanya pantas bagi mereka yang terpercaya memilikinya,
Mereka yang memiliki ambisi tuk berkuasa mengendalikan manusia.

Tangan-tangan kuasa,
Kini milik siapa?
Apakah anda salah satunya?
Ataukah hanya korban saja. (A3)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i