Langsung ke konten utama

Surga Bukan Tempatnya Orang Egois

Surga Bukan Tempatnya Orang Egois

Oleh Jamil Azzaini

Sebagai manusia biasa, saya pernah merasa “suci” dan merasa pasti menjadi ahli surga. Sebab ketika itu, saya selalu sholat wajib tepat waktu dan hampir selalu berjamaah, rajin puasa, rajin membaca Al Qur’an meski terbata, rajin shalat malam, rajin melakukan amalan-amalan sunah dan merasa tak pernah berbuat maksiat.

Perasaan itu terus terbawa hingga suatu hari guru ngaji saya bercerita bahwa ada ahli ibadah yang dimasukkan ke neraka. Sebagian diantara mereka ada yang dientaskan dari neraka setelah menjalani penyiksaan untuk kemudian dipindahkan ke surga, dan ternyata di wajah mereka yang dipindahkan itu ada bekas sujud. Jleb, seketika itu perasaan merasa “suci” dan merasa ahli surga pergi dan saya tak ingin perasaan itu kembali.

Menjadi ahli ibadah memang penting tetapi ternyata itu saja tidak cukup. Kita masih perlu menyebarluaskan kebaikan dan mencegah kemungkaran, menjaga mulut dan tindakan serta menjadi ahli manfaat. Guru ngaji saya menambahkan, “Surga bukan tempatnya orang egois. Apabila kalian hanya rajin ibadah ritual saja itu termasuk manusia egois.”

Ternyata untuk menggapai nikmatnya surga tidak bisa hanya dengan cara memuaskan dahaga spiritual yang dampaknya hanya untuk pribadi. Kita juga harus “berkeringat” menebar kebaikan dan sebisa mungkin mencegah atau mempersempit ruang gerak keburukan. Keberadaan kita dirasakan juga oleh orang-orang di sekitar kita. Jangan menjadi manusia yang “adanya seperti tidak ada”.

Surga ditempati oleh orang-orang yang mendapat rahmat, kasih sayang, cinta dan ridho dari Allah swt. Dan kita bisa mendapatkan itu apabila kemanapun dan dimanapun kita selalu mengingat-Nya. Asma Allah kita ingat dan bawa di setiap tarikan dan hembusan nafas. Saat bekerja dan berbisnis, Dia pun kita bawa serta. Dia kita ingat bukan hanya saat kita ibadah. Dia kita ingat setiap saat, setiap langkah.

“Ya Allah, saya berharap mendapat rahmat-Mu, kasih sayang-Mu, cinta-Mu, ridho-Mu. Setiap ide yang tercetus, setiap kata yang terucap, setiap tindakan yang terlaksana jadikan itu penambah cinta-Mu kepadaku. Sungguh, hidupku sia-sia bila tiada kudapat ridho-Mu. Bimbinglah aku agar tidak menjadi hamba-Mu yang egois…”

Salam SuksesMulia!

*Sumber: http://jamilazzaini.com/surga-bukan-tempatnya-orang-egois/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu