Langsung ke konten utama

KISAH NYATA SEORANG IBU YANG BERHASIL MENGANTARKAN KETIGA PUTRANYA MJD IMAM MASJID BESAR DI USIA DINI

KISAH NYATA SEORANG IBU YANG BERHASIL MENGANTARKAN KETIGA PUTRANYA MJD IMAM MASJID BESAR DI USIA DINI

Teman2 shalihah, tdk ada yg istimewa dr pola asuh kami. sy hanya menjalankan peran seorang ibu,  dan suami menjalankan peran seorang ayah. semua kami lakukan penuh cinta. dr cara kami berkata,  cara kami memandang,  cara kami mendengar,  cara kami memperlakukan, semua dg cinta. menyambut &melepas anak dg ciuman hangat bersahabat.  kami sadari, anak sbg hamba allaah, titipan yg hrs dijaga fitrahnya, dan kami mengikatnya dg cinta.

Seperti sy pernah bilang,  kami tdk punya apapun. kami hanya punya doa, keyakinan akan maha rahman rahimNya Allaah, ...kami hanya punya cinta yg tulus, dan berusaha hanya memberikan nafkah yg halal.
Prinsif kami: siapa menanam cinta,  dia akan panen cinta.

ttg doa,  kami memulainya jauh sblm kami menikah. klo diingat lucu jg, spt kompak, sejak balig sy &suami selalu berdoa minta pasangan dan anak2 yg shalih. pdhl wkt itu kami blm saling kenal,  blm tahu siapa jodoh kami. tp begitulah,  rencana allaah,  kami dipertemukan di kampus putih Poltekes Tasikmalaya beda prodi, tp sama2 aktifis masjid. kami menikah di usia 20th, dg niat saling menjaga diri. setelah mnikah baru saling tahu bhwa kami berdoa dr usia balig utk mdpt pasangan &anak2 yg shalih.

Dari sebelum kami punya anak,  semua sdh kami syurokan,  kami buat rencana2, kami cari buku2 kurikulum pendidikan islam dan kami coba adopsi. walau kami sadari itu tdk mudah. kami bukan basis kafaah syar'i. suami dosen kesehatan,  dan sy bidan. tp itu tdk menghalangi niat kami utk memulai mendidik sejak dini.
Maka mulailah kami belajar tahsin kpd ust Wildan 'Cinta' Firdaus alhafizh,  menghapal  juz 30, dan hal2 lain yg berhubungan dg perencanaan pendidikan.

dan dg segala kesederhanaan,  kami punya cita2 tinggi,  ingin ttp bersama sampai di jannahNya allaah...

mengapa sy bilang kami banyak diwarnai hal2 tdk umum?...setidaknya mnrt bbrp tmn,  tetangga, cara kami memang beda dr org lain.
pertama, sy berhenti kerja utk ngurus anak full. disaat ibu2/wanita lain banyak yg rame2 cari kerja, sy meninggalkannya, demi anak. bagi kami invest di pengasuhan anak lbh bernilai jangka panjang.
kedua, kami memulai segala sesuatu dr rumah walau kami ttp menyekolahkan anak dan anak2 ttp gaul dg lingkungan. disaat yg lain rame2 menitipkan anak ke TPA utk belajar iqro,  dll,  kami ambil kesempatan emas invest dg tangan,  hati dan waktu kami sendiri. sayang sekali kalo peluang pahala lepas begitu sj dan kita kasih k org lain.
ketiga, kami tdk rela anak2 terkontaminasi pengaruh TV dll. maka di rmh kami tdk ada tv. kami berikan buku, CD,   rutin jalan2 k perpus (anak2 sdh dapat kartu anggota perpus dr usia 4 th).
keempat, kami memakai kurikulum di rumah, dg target dan kompromi yg jelas. usia 7th harus sdh mampu ini,  persiapan baligh target ini dsb.
waktu bagi kami sgt berharga. sering begitu padatnya aktivitas,  membuat kami hrs murojaah di mobil. ada banyak cerita ttg ini. waktu suami s2, setiap sabtu mlm, kami jemput k terminal/kantorpos. selagi nunggu, kami gunakan waktu utk murojaah,  tebak ayat, lomba2...seringkali kami lakukan di mobil. begitu indah...keceriaan yg tak tergantikan.

Awalnya sy bekerja,  sbg bidan desa slma 7th. Ketika anak sy 3, kami memutuskan sy berhenti bekerja, dan full di rumah,  mengurusi tetek bengek pengasuhan anak. Klo ibu2 lain bekerja di luar sampai sukses,  sy bertekad di rumah mendukung anak2 spy sukses. sy ajari mereka dr 0, abatatsa, membaca, bercerita,  shalat,  wudhu,  berdoa, tahsin, talaqqi hapalan alquran setiap hari, membawa mereka k perpustakaan setiap pekan...
* krn sy bukan ahlinya, hasilnya memang blm ideal. lulus SD baru punya 3-4juz. tp banyak hal lain yg menggembirakan. akhlaq mereka,  dawah kpd tmn2nya, cukup dominan dlm mewarnai lingkungan. satu hal, kami tdk punya TV. kami hanya pasang wifi yg penggunaannya slalu kami dampingi. ada pesawat tv tp hanya bisa dipakai CD. CD nya pun kami yg pilih walaupun mrka ttp bisa kompromi.
*usia kls 5, mrka sdh dilibatkan aktivitas dawah di lingkungan. ikut remaja masjid, liqo tarbawi, dll. hasilnya,  usia Smp sdh dilibatkan mengajar tahfiz di lingkup desa.

Memang target kami bukan anak penurut dan berprestasi,  tp anak yg punya rasa takut pd allaah dan senang beramal. maka siang mlm kami berdoa spy allaah menjaga mereka, mentarbiyah mereka dg caraNya. spy allaah memberi mrka hidayah dan keimanan yg haq. ��
Maka tdklah mengherankan saat melihat anak proaktif berbuat baik, di saat yg menurut sebagian org tdk tepat. contoh: sehari menjelang UKK, sy nengok anak di pesantren. saat yg lain sibuk persiapan UKK,  kami lihat anak kami sdg sibuk ngangkut batubata pakai coltbak kesayangan (konon kata asatidz,  tdk semua org bisa nyetir coltbak ini krn begitu jadulnya,  dan stirnya selalu ngajak k kiri��, hanya ada 2 org yg dipercayai mengemudikannya,  diantaranya anak kami), membantu para pekerja bangunan yg rata2 gak bisa nyetir.  bersimbah keringat, berbalut semangat. ketika kami tegur,  jawabannya hanya senyum khas dan"faman ya'mal mitsqoola dzarrotin khoiron yaroh"��, dan allaah memberinya bonus nilai UKK yg bagus2. ��...semoga allaah menjagamu anakku...aamiin...

Sy meyakini betul kekuatan doa ibu. ada pengalaman yg membuat sy semakin yakin,  betapa istimewanya doa ibu. anak ke 2 sy,  Shiddiq waktu kecil gagap, kesulitan bicara.   sering banget diejek, dihina,  didahului...waktu itu sy menangis pd allaah,  agar anak sy bisa bicara normal,  bisa menjelaskan sesuatu,  bisa bicara di depan umum...dan allaah mengabulkannya. mulai kelas 2 SD,  Shiddiq sdh bicara normal. SMP sdh bisa tampil tasmi,  nasyid, lomba Tahfiz, mewakili  kota Cimahi k jabar, SMA mewakili kota Banjar k jabar. malah mampu jd MC/presenter berbahasa inggris dan arab (ini asli bukan hasil didikan kami lho��),  bahkan jd MC dlm acara dawah menteri Tifatul Sembiring dlm sebuah acara di kota Banjar. di MA,  Shiddiq diamanahi jd ketua Dewan Hisbah utk MA&MTs. ibu mana yg tdk bahagia?����...ini bukan tentang berbangga2, tp ttg kekuatan doa. siapapun bisa berdoa utk buah hatinya...

begitu jg dg jundi &Syamil yg memiliki keunikan masing2. Jundi yg hobby ngoleksi piala. dr tingkat sekolah, kota, sampai piala gubernur. smoga allaah menjaga hatinya...aamiin..
Anak ke 3, syamil cukup unik. dr  kecil luar biasa. aktif, kadang bikin pusing guru. tp satu hal, ia sangat mencintai alquran. hampir setiap malam lantunan murottal mengalun dr kamarnya semalam suntuk, tidur ditemani murottal. Qori Favoritnya Syaikh Mishari Rasyid. waktu kelas 4 sempat digigit ular, masuk RS. saat tangannya mulai membengkak,  berwarna kebiruan,  kesadarannya menurun, dan tim dokter berusaha keras mengeluarkan bisanya, ngigaunya adalah lantunan ayat...begitu halus, begitu runut. sy nangis, bukan hanya takut kehilangan anak,  tp menyadari betapa alquran masuk begitu dalam ke dlm jiwanya. Ramadhan kmrn,  di usia 14, alhamdulillaah diamanahi mjadi salah satu imam Qiyamullail utk i'tikaf Ramadhan di masjid agung Ciamis& masjid Attaqwa Dobo Banjar, beserta 2 kakaknya Jundi &Shiddiq yg jadwalnya lumayan padat jg di masjid lain. respon peserta itikaf luar biasa...mrka mengira anak2ku sdh Hafizh, pdhl blm ������...mhn doanya semoga bisa hafizh tahun ini..
sering anak2 minta didoakan....selalu sy terharu, saat anak datang dg penuh santun, minta didoakan utk  kebaikan dunia akhirat..thn kmrn, Ramadhan 1435H,  mereka minta didoakan spy bisa jd imam masjid agung...waktu itu sy hanya mampu tersenyum, dg doa dlm hati. tepat setahun allaah kabulkan permintaan mereka. ramadhan ini mereka minta didoakan agar bisa jd imam masjidil haram...��...walau nalar sy mengatakan harapan tipis,  tp sy punya allaah, yg selalu dan selalu mengabulkan doa2 sy.

seperti sy pernah bilang,  kami tdk punya apapun. kami hanya punya doa, keyakinan akan maha rahman rahimNya Allaah, ...kami hanya punya cinta yg tulus, dan berusaha hanya memberikan nafkah yg halal.

ttg nafkah yg halal,  sejak awal mnikah kami komitmen saling mengingatkan utk hanya mengambil yg jelas halal. yg syubhatpun jgn diambil,  apalagi yg haram. begitu jg dlm zat,  kami perkenalkan label halal dr mereka balita. jd,  klo anak2 jajan selalu tanya,  ada label halalnya bu?��...bayangin tukang bala2, pecel, ditanya label halal, pastinya penjualnya geli...anak yg sdh bisa baca,  kami kenalkan apa saja makanan haram. dlm hal ini buku2 perpustakaan sgt membantu...spt mengapa babi haram,  mengapa khamr haram dll...

ttg Asi,  sy menyusui sendiri anak2 sy, sedapat mungkin mengurangi susu formula. saat sy sakit/hal darurat lain,  kami lbh setuju disusui ibu lain drpd susu sapi. 2 anak kami disusui ibu susu lain,  begitu jg sy menyusui bayi Fatih,  saat 3 hr pertama asi ibunya blm keluar. jadilah kami keluarga besar. punya anak susu itu spesial, tanpa ikut susah2 ngurus,  tp bisa sangat dekat krn mahram...indah sekali...

sy terinspirasi dr sebuah buku bahwa masa hamil &menyusui adalah masa penyatuan sempurna yg bisa mengikatkan emosi&kedekatan anak ke ibunya. bukan semata2 zat asinya yg memang paling bagus buat bayi,  tp momennya, keberduaan yg hanya milik berdua, menjalin trust, menanam cinta, dan mentransfer doa...

penataan waktu sehari2 bagi anak, kami biarkan mereka syuro dg batasan. dlm sehari hrs setor hapalan minimal 5 baris, tilawah minimal 1 juz, murojaah 15-30 menit, shalat tepat waktu. mereka syuro dan ngatur waktu sendiri. percaya atau tdk,  walau listrik mati,  tdk membuat mrka tdk ngaji. mereka akan cari lilin,  dan ngaji menjadi momen yg menyenangkan dg lilin. kadang yg ekstreem,  tmn2 anak hrs nunggu klo mau ngajak main anak2, krn anak2 msh tilawah.
Anak kami ttp bermain,  main bola,  gaul,  tp mrka setia dan komitmen dg target harian. mereka dominan diantara tmn2nya, memberikan warna pd lingkungan pergaulannya.

sy tdk menyesal keluar kerja, krn sy mendapatkan lbh dr sekedar uang. sy mendapati anak2 shalih penyejuk hati, anak2 penuh cinta yg orang lainpun bisa lihat dan baca, betapa sorot mata penuh cinta memancar dr mata mereka. betapa bahagia,  saat kita dlm ujian, mrka jd penyejuk mata yg mengingatkan kita. spt saat sy dirawat di rs,  anak2 yg giliran jaga, merawat &melayani sy dg penuh cinta. sy bersyukur sekali dianugrahi suami yg sgt menghormati ibunya,  shg anak2 dg mudah belajar dr melihat figur asli,  bgmn cara memuliakan ibu...��...

sy yakin,  cinta yg lahir dari hati akan sampai k hati. allaahu a'lam. seringkali saat sy membutuhkan taushiyah,  allaah mengutus taushiyah lewat anak2. saat sy malas, anak2 yg mberi semangat dan mengingatkan.
�� saat ngobrol santai sambil mandiin mobil, anakku bilang: bu,  suatu saat mobil ini akan jadi saksi,  betapa ibu memakainya utk kebaikan, dawah, dll. ��...kalimat itu muncul saat sy malas berangkat ngisi talim.
��saat rumah kami kemasukan maling,  anak jg yg meredam ketakutan kami: dg ayat alquran dan kisah para nabi.
��saat santai mandiin motor,  mereka kerjakan sambil murojaah,  dan biasanya tuntas 1 juz.
��saat sy sakit, tanpa sy beritahu, anak yg jauhpun kefikiran, rindu,  gelisah kadang senewen. lucu aja, sampai mrk bilang: pokoknya kalo ada apa2 dg ibu,  aku hrs pulang. ��
allaah, fabiayyi aalaa i robbikumaa tukadzdzibaan...��

sy tdk tahu cara apalagi yg membuat sy bisa bersyukur atas anak2 shalih shalihah qurrota a'yun...selain doa di setiap bada shalat, dan setiap akhir malam...supaya allaah menjaga kami,  menyelamatkan kami ttp berkumpul dlm ridhaNya, sampai berkumpul kembali di jannahNya yg abadi. itu cita2 tertinggi kami...maka setiap saat kami saling menjaga, saling mengingatkan, saling mencintai, saling mendoakan, saling bergandeng tangan. tdk rela satu orang pun diantara kami ada yg melanggar. wallaahu khoirun haafizho,  wahua arhamurroohimiin.

ukhtuna shalihah,  itu sekelumit kisah kami...kami hanya orang biasa,  yg selalu belajar saling menjaga, dan selalu berharap akan penjagaan allah Rabb pemilik hati dan jiwa raga kami. semoga sdkit kisah ini ada manfaatnya...

mhn maaf bila ada yg krg berkenan. semoga allaah menga, puni segala kekhilafan dan kesalahan sy.

maaf tmn2, ada hal yg terlupakan, ttg manajemen konplik. ketika kita ada konplik dg anak, peran pasangan kita sangat menentukan keberhasilan hubungan kita dg anak. contoh,  saat anak kecewa dg ibunya,  maka sang ayah yg harus ambil bagian mengislahkan. dlm hal ini hubungan yg sehat akan ttp terjalin saat ayah segera merangkul anak, mendekati sisi psikologis anak, dan pelan2 bercerita ttg kebaikan +pengorbanan ibunya. maka saat anak sdh reda,  ia akan datang kpd ibu dg kondisi psikis sdh baik. begitu jg saat anak kecewa dg ayah,  ibu yg hrs ambil bagian merangkul jiwa anak, dan pelan2 cerita ttg kebaikan dan pengorbanan ayah. shga saat anak datang pd ayah,  sdh dlm kondisi ok. intinya,  ayah dan ibu hrs kompak& komitmen utk saling menjaga wibawa di depan anak,  jgn sekalipun ayah menjelekkan ibu atau ibu menjelekkan ayah di depan anak2nya. saat anak kecewa, ibu membela dirinya sendiri dg menyebutkan kebaikan2 &pengorbananya, justru akan membuat anak berkurang rasa hormat pd ibunya. bgtu jg ayahnya. jd ttg kebaikan &pengorbanan kita,  jangan kita yg sebut2, tp pasangan kita. akan terlihat di depan anak bahwa suami istri saling bersyukur dg kebaikan pasangannya.

nara sumber : Ummi Bilqis rumh odoj 1624
#smg menginspirasi✊

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu