Arka'a Ahmad Agin menulis:
Puisi Selembar Daun
Selembar Daun
Karya Arka'a
Ku lihat daun itu terjatuh ke tanah..
Terlepas dari ranting tempatnya berpegang selama ini..
Fisiknya awalnya kuning pun mulai menghitam...
Terus mengering terpanggang mentari..
Mungkin mengisyaratkan diri sebagai daun mati....
Daun kering mulai mengubah wujud diri..
Penuh keikhlasan siap kembali ke asal diri...
Tergeletak diatas tanah seorang diri...
Menjadi makanan cacing dan bakteri...
Daun kering esensinya bukan mati..
Namun tetap setia menjalankan perintah sang penguasa alam ini...
Menjadi kompos biar tanah memiliki arti...
Tapi kini...
Daun pun memiliki kopian diri...
Memang masih tampak mengkhiasi bumi...
Tetap penuh warna-warni tapi bukan lagi daun alami...
Melainkan daun-daun sintetis hasil pabrikasi...
Daun sintetispun berubah fungsi..
Bukan lagi sebagai pemberi oksigen kepada makhluk bumi...
Karena daun sintetis tidak punya kemampuan alami...
Kehadirannya hanya berfungsi sebagai daun manipulasi...
Daun sistetis tidak akan pernah mati...
Tapi kehadirannya akan tampak hampir di seluruh gedung megah di dunia ini...
Sementara daun alami semakin berkurang dengan sendiri...
Mulai asing dan terus bertahan dari keganasan tangan jahil manusia perusak bumi...
Yakinlah para penghuni bumi..
Seiring waktu kehadiran daun akan dicari..
Ketika datang waktunya nanti.. Manusia baru mengerti...
Kalau selembar daun mampu memberikan kehidupan ini penuh ekspresi...
Manusia baru sadar diri dan akan mengakui..
Selembar daun mampu menggairahkan kehidupan dunia ini...
Tanpa daun dunia tak berarti...
Terasa gersang dan kehilangan eksistensi diri...(A3)
Komentar