Langsung ke konten utama

LELAKI TUA YANG MENEMBUS HUJAN

Ramadhan ke-4
������������������

LELAKI TUA YANG MENEMBUS HUJAN

Hujan turun sangat lebat. Saking lebatnya, dari motor saya kesulitan melihat ke depan sehingga lebih banyak mengandalkan lampu-lampu motor yang menyala sebagai penunjuk jalan.

Di tikungan jalan saya memelankan motor. Seorang lelaki tua yang berjalan pelan, berpayung hitam, menyeberang jalan, mengenakan baju koko, dan membawa sajadah. Beliau baru pulang dari salat dhuhur jamaah di masjid. Batin saya, hebat benar lelaki tua ini. Kalaupun beliau salat di rumah karena kondisi hujan deras begini, saya pikir Allah tak akan marah.

Sejak kejadian itu, setiap waktu salat saya memperhatikan orang-orang yang berjalan di sekitar tikungan itu. Dan hampir selalu melihat lelaki tua itu berjalan dengan berbaju koko dan membawa sajadah.

Saya sering mengandaikan lelaki tua itu sebagai lelaki surga yang berjalan sambil menampar-nampar sisi spiritual saya. Tak ada alasan membuat legimitasi untuk tidak melakukan sebuah amal shalih. Tak ada alasan untuk tidak mengerahkan seluruh energi untuk mendekat pada Allah. Tidak ada alasan untuk menunda memperbanyak bekal ke akhirat. Tidak ada alasan untuk tidak beramal hanya karena orang-orang tidak melakukan amal tersebut.

Beberapa saat kemudian, pada hari Jumat dalam gerimis hujan saya melihat bendera putih di depan tikungan itu. Dari orang-orang sekitar, saya mendapat informasi bahwa lelaki tua itu telah pergi. Gerimis mengantarnya menghadap Allah dengan syahdu.

Terima kasih buat nasihat yang tak pernah terucap selama ini. Semoga Allah lapangkan tempat yang indah di sisi-Nya untukmu. Amin …..

21.06.2015
Kusmarwanti Noe
������������������

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM πŸƒπŸŒΎRasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i

Jangan Marah, Ya!

Jangan Marah, Ya! Sebuah Naskah Pidato Singkat untuk siswa MI Assalamu’alaikum Wr. Wb. Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Pertama, Marilah kita berterima kasih kepada Allah Yaitu dengan membaca Hamdalah. Alhamdu.....lillah. Terima kasih Ya. A....llah. Telah kau beri kami A....kal. Sehingga kami dapat bela...jar. Bukan kurang a... jar. Alhamdu....lillah. Kedua, Mari kita membaca sholawat. Allahumma Sholli Ala Muhammad! Bapak-Ibu Guru yang saya hormati, Adik, Kakak, dan teman-teman semua yang saya sayangi. Siapakah yang ingin masuk surga? Ya. Kita semua, pasti, ingin masuk surga. LA TAGHDHOB WALAKAL JANNAH Janganlah marah, maka kamu akan masuk sur...ga. Orang yang ingin masuk surga, maka dia tidak boleh ma..... rah. Walaupun tidak naik kelas, tidak boleh ma.... rah Walaupun tidak dibelikan seragam baru tidak boleh ma.... rah Walaupu