Langsung ke konten utama

Generasi salah pesan

GENERASI SALAH "PESAN".....

Ayah bunda yang mulia, biasanya sebelum berangkat ke sekolah, kita sering "BERPESAN" kpd anak-anak kita,

"Nak, belajar yang rajin yah agar kamu pintar." Selanjutnya, dengan pesan tersebut, kita selaku orang tua pun sangat senang jika anak-anak kita mendapatkan nilai tinggi dan kecewa bhkan sedih jika anak-anak kita mendapatkan nilai yang rendah.

Ayah bunda yang mulia, sadarkah kita, jika ternyata selama ini, dengan pesan seperti itu kita hanya melahirkan generasi-generasi pintar yang tidak berkarakter dan tidak berakhlak. Karena, memang yg kita harapkan melalui pesan itu, hanya sebatas pintar dgn isyarat nilai, juara kelas, dan lulus ujian.

Maka tidak heran jika anak kita pintar tapi suka membantah orang tua. Pintar tapi masih suka ngomong kasar. Pintar tapi sombong dan angkuh. Pintar tapi malas sholat. Pintar tapi suka melawan guru, dan segudang tapi tapi lainnya. Mengapa? ternyata "pesan" kita kurang tepat.

Perhatikanlah pesan orang tua salafus shalih kita kepada anak-anak mereka sebelum mereka pergi menuntut ilmu dibawah ini:

Ibunda Sufyan Ats-Tsauri Rahimahullah berpesan kepada Sufyan Ats-Tsauri, beliau berkata, wahai anakku, ambillah 10 dirham ini, pelajarilah 10 hadits. Jika dengan mempelajarinya dapat merubah cara berjalan dan bicaramu kepada manusia, maka datanglah lagi kepadanya. Namun jika tidak, maka tinggalkanlah. Karena aku takut dgn ilmu itu akan menjadi malapetaka bagimu diakhirat kelak.

Ibunda Imam Malik Rahimahullah berpesan kepada Imam Malik ketika Imam Malik meminta izin kepadanya utk menuntut ilmu, ibunya berkata, "kemarilah, pakailah baju ilmu, beliau memakaikan baju berkancing, peci dan sorban kepada Imam Malik seraya berkata berangkatlah, dan pergilah ke Rabi'ah, pelajarilah akhlaknya ( guru ) sebelum ilmunya".

Subhanallaah, betapa besar perhatian org tua para shalafus shalih kita terhadap pentingnya akhlak anak-anak mereka. Bukan sebatas pintar namun tidak berakhlak. Lihatlah, betapa akhlak adalah sesuatu yg sangat penting utk senantiasa dipesankan dan diingatkan kepada anak-anak kita sebelum mereka berangkat menuntut ilmu.

Mudah-mudahan kita mampu mentauladani orang tua para shalafus shalih dlm mendidik anak-anak kita menjadi generasi-generasi emas ummat ini, dengan senantiasa memperhatikan perkembangan ilmu dan akhlak mereka. -Aamiin

Wallahu Ta'alaa A'lam..

Akhukum fillaah,
Abu Azka Muhammad Mahfuzh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i