Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2005

Catatan keempat tentang kata dan cerita anak

Cacatan keempat Tentang kata juga dan anak Buku-buku cerita anak, pasti beda rasanya bila aku membacanya saat aku masih kecil. Ya tentu beda karena ada maksud yang kadang berbeda juga. Dulu, seandainya ada buku-buku di rumahku, tentu aku membacanya untuk menikmati ceritanya. Tidak lebih. Tapi ternyata sekarang aku baru membacanya dan bukan dalam rangka benar-benar menikmatinya tapi lebih karena ingin menambah bahan untuk menulis cerita anak. Sekarang aku hanya mau mengingat-ingat kembali apa yang aku dapat dari membaca beberapa cerita anak. Beberapa hari yang lalu aku membaca Makhluk Gerbang Sekolah-nya Imam Risdianto, Kakak-beradik Hati Singa-nya Astrid Lindgren, Pinokio-nya Carlo Collodi, dan Matilda yang aku lupa nama pengarangnya. Ohya aku juga membaca bagian awal novel anaknya Muhammad Ramadhan Batubara tapi aku lupa judulnya, dan bab pertama Hantu Kotak-kotak-nya Ayu, serta beberapa cerpen anak Imam Risdianto dan Ayu dalam kumpulan cerita anak Gadis Plastik. Adapun ceita anak

Catatan ketiga tentang Kata

Catatan ketiga Masih tentang kata Aku mengulang cerita tentang perkenalanku dengan puisi. Bermula dari ikut lomba baca puisi di kudus. Saat itulah aku belajar membaca puisi. Aku minta diajarin oleh guru bahasa Indonesia Aliyahku. Namanya bu… aduh aku kok lupa. Emm oh kalau tidak salah ingat namanya bu Masni. Tapi ternyata sepertinya dia juga bukan ahli baca puisi. Tapi Bu Masni sangat membantuku. Pertama, yang kami lakukan adalah memberi garis-garis miring pada naskah puisi yang akan aku baca. Garis miring itu untuk menandai di mana aku harus memberi jeda dalam membaca. Satu garis miring berarti jeda sebentar. Dua garis miring berarti jeda panjang. Kedua, Bu Masni memintaku membaca kemudian bu Masni membacakan dengan cara yang menurutku lebih bagus kemudian aku mencoba lagi dan mencoba lagi. Hari itu hari jumat. Karena hari itulah hari libur kami. Aku belajar sampai terdengar adzan jumat. Aku jumatan dulu. Setelah jumatan dijamu dengan makan siang. Wah bu Masni memang dengan baik. Tern

Bocah Pinggir Kali yang Tak Kenal Kata Dermaga

Bulan Ramadhan, tanggal dua belas, kira-kira duapuluh tahun yang lalu. Tepatnya tahun 1979 Masehi tapi sampai sekarang aku tetap tidak hafal tahun hijriyahnya. Aku juga tidak hafal waktu, itu hari apa dan pasarannya apa. Entah jam berapa aku juga tidak begitu ingat. Maksudku bukan ingat akan kejadian itu. Tentu saja aku tidak bisa mengingat kejadian 27 yang lalu. Saat itu hanya bayi yang hanya bisa menangis bila lapar atau haus. Aku hanya tahu dari catatan yang digoreskan bapak di punggung lemari kaca. Begitulah keluarga kami menyebut lemari jati itu karena pintunya yang besar dilapisi cermin besar. Setelah aku sekolah di MI, entah kelas berapa saat itu, aku bisa membaca coretan kapur putih di punggung lemari itu. Namaku tertulis di situ beserta tanggal lahirku. Tapi maaf aku sampai sekarang tidak ingat tahun hijriyahnya. Apalagi tahunnya, tanggal dan bulannya saja samapi aku kuliah belum aku hafal dengan benar. Beberapa kali aku kebingungan ketika mengisi formulir yang menanyakan temp

kabar gembira

kabar gembria sariawan dan gigi senut-senutnya dah hilang gip kaki ganti yang baru dan lebih ringan. lutut dan bisa ditekuk berjalan kalau jarak dekat bisa tanpa kruk kerjaan masih ada akhirnya bisa juga nulis beberapa cerita anak cerpen pendek dimuat di BENI masih kurang apa? ada teman yang bilang, faiq itu bejo-bejone wong Sekarang aku mau ikut lomba nulis cerpen anak dan dongeng di Bobo semoga bermanfaat. novelku amburadul... seringkali ceplas ceplos suka marah-marah kayak mau dapat tamu bulanan saja he he he he