Langsung ke konten utama

dua ribu lima

Ini hari ke duapuluh tiga.
setelah sekian hari tidak menulis di sini. sekarang kembali lagi.

Ini sudah dua ribu lima tapi aku masih di jogja. Padahal dulu aku ingin ganti tahun, ganti tempat. Tapi tiba-tiba ada tawaran untuk ikut bikin film. Wah aku mau saja karena menurut perkiraanku itu hanya mengundurkan kepulanganku dua minggu saja. Lagian aku memang sedang ingin belajar bagaimana membuat film.

Dan ternyata kenyataan berkata lain. Kepulangannku ke Tedunan mundur jauh sekali. setidaknya dua bulan lebih. Aku harus menunggu gip yang membungkus kaki siap dilepas dan aku tidak perlu lagi kontrol ke Panti Rapih.

Dulu pernah tersebar berita bahwa aku harus pulang karena akan segera menikah. Itu bermula dengan pertanyaan beberapa teman yang kujawab dengan sebuah cerita. Cerita yang kuharap bisa terlaksana. lebih tepatnya sebuah angan-angan. sampai sekarang angan-angan itu belum terlaksana.

Dulu aku pernah menghindar dari tugas atau pekerjaan yang diatwarkan padaku dengan alasan aku akan segera pulang kampung setelah wisuda. Aku juga mundur dari jabatan formal karena alasan yang sama.

Rencana pulang itu sudah kutetapkan beberapa kali tapi aku sudah melanggarnya terus. Ada apa sih...

sepertinya ini hanya masalah keberanian. berani nggak pulang tanpa bawa uang? berani nggak jadi pengangguran di desa? NGanggur di desa, tentu menakutkan.

Selamat di dunia barumu Iq. Dunia penuh tantangan. Dunia yang agak berbeda. Tapi semua harus tetap berjalan semaksimal mungkin seperti biasanya atau bahkan lebih.

Aku yakin setiap kekurangan akan mendatangkan kelebihan di sisi yang lain.

Ada beberapa kalimat di kaki kananku:
ada yang menulis Bajaj Bajingan, Asu.Yang lain menulis, Ini bukan peringatan tapi perayaan tunda. Syarat kawin. Iq, selamat mencintai gipmu. Bukan kematian benar menusuk kalbu. Suster cantiqe Muuuah, nasib kuli takdir, nyebur selokan, Yuk. Ngebut, Benjut. Get well soon. Ndang mari, ndang ngleyout. Awas mudah pecah, Dez. Khusnul... Ada juga yang menggambar orang berteriak samapi mulutnya terbuka lebar seperti terowongan, di atasnya ada kata sakit!!! dan Asu!!! Gambar itu ditanggapai teman yang lain dengan menulis kalimat di sampingnya, Ikin opo maksude, Dab?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERKOKOHLAH BAHTERAMU

🌹Ramadhan ke-7 PERKOKOHLAH BAHTERAMU, KARENA SAMUDRA ITU DALAM 🍃🌾Rasulullah pernah berpesan pada Abu Dzar tentang tiga hal. Kata Rasul, “Wahai Abu Dzar, perkokohlah bahteramu, karena samudra itu dalam. Perbanyaklah bekalmu karena perjalanan itu panjang. Ikhlaskanlah amalmu, karena pengintaimu sangat jeli.” ⛵️⛵️Pertama, perkokohlah bahteramu karena samudra itu dalam. Dalamnya samudra itu mengandung resiko. Jika tenggelam, kita bisa mati. Samudra yang dalam itu juga penuh rahasia. Kita tidak pernah tahu ada apa saja di dalamnya. Karang yang besar atau ikan yang buas, sewaktu-waktu bisa mencelakai kita. Karena itu, pengarung samudra yang dalam memerlukan bahtera yang kuat, yang bisa melindungi penumpangnya dari resiko tersebut. ⛵️⛵️Inilah analogi hidup manusia. Hidup manusia di dunia ibarat hidup di tengah samudra yang dalam tersebut. Mempersiapkan bahtera yang kuat berarti mempersiapkan segala hal yang bisa membuatnya bertahan dan mudah mencapai tujuan hidupnya, yaitu akhirat. Tan
Minggu 1 Agustus  2004 yuli dah pergi dan aku merasa belum memberinya apa-apa.  sayang kami tidak akan pernah bertemu lagi. Aku hanya ada satu kemungkinan untuk bertemu dengan kembarannya... aku harus menunggu setahun lagi. padahal bisa saja besok pagi aku mati. Kau tahu semakin banyak kendaraan yang melaju dengan cepat di jalan. setiap kali menyebrang jalan maka aku harus bersiap untuk masuk ke duani kematuian. Kau juga tahu semakin banyak pisau yang diasah untuk melukai dan membunuh orang lain dengan berbagai tujuan....kau lihat tubuhku.... kurus, trinkih... sebuah sasaran yang mudah ditaklukan hanya dengan pelototan mata yang menyeramkan... bisa saja saat aku menyapamu tiba-tiba ada peluru nyasar yang bisa membunuhku seketika... yang pasti aku tidak bisa melawan serangan-serangan kematian itu. Dari pada aku ketakutan dan tidak berani kemanan-mana maka mau ngagka mau aku harus membunuh rasa takut itu... sembunyi se aman apapun tidak akan memberikan jaminan keselamatan dari i