Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2004

recehan

Sengaja kusiapakan receh untukp para pengamen bus sepanjang perjalanan, walau pernah ada yang bilang tidak baik memberi uang para pengamen. Sebenarnya mereka bisa kerja yang lain, toh secara fisik mereka tidak cacat. Benar tapi kita semua tahu, cari kerja sangat susah, cari uang sulit, aku merasa dilimpahi banyak keberentungan hingga masih bisa cari uang tanpa harus ngamen (yang lebih mirip seperti ngemis) maka aku merasa harus rela menyisihkan seratus dua ratus buat mereka. tapi tidak buat mereka yang menyodorkan kotak amal atas nama pembangunan mushola, masjid, atau yayasan. Aku sangat ragu dengan mereka yang membawa kotak amal ke dalam bus itu. Aku sangat curiga. Paling mereka bukanlah panita pencari dana untuk pembangunan tempat ibadah. Aku tidak suka dengan kepura-puraan. Aku tidak suka ditipu. Kalaupun mereka benar-benar sedang cari dana buat bangun masjid, aku yakin mereka hanya mau membuat masjidnya yang sudah jadi lebih mewah. Aku tidak suka orang-orang mengemis sampai ke bus-

9 hari setelah lebaran

Selasa pagi, kutinggalkan rumah. Rumah yang sudah kosong kembali. Kemarin (Senin) Kakak I sudah balik ke Surabaya. Ibu barusan berangkat ke Madrasah. Perjalanan ke Jogja terasa lambat sekali. Sepertinya aku masuk angin. Tapi masuk angin karena apa ya? ah entahlah. yang pasti kepalaku malah tambah pusing, apalagi penumpang di sebelahku merokok. Dulu aku juga seringkali nggak peduli dengan penumpang yang lain, pokoknya aku mau menikmati rokok. Sekarang aku terganggu oleh asap rokok. Kapok. Mampir Ke Ponpes Tegal Rejo, nengok adik IV. Sudah tiga tahun dia nggak pulang. Kalau pas liburan begini pondok sepi sekali. Dulu aku pernah ke sini, ramai sekali seperti pasar, jalan hampir tak terlihat. Para santri lalu lalang memenuhi teras kamar, sebagian yang lain duduk bergerombol di pinggir teras kamar. sedang di halaman yang tidak begitu lebar, di depan deretan kamar itu sudah penuh dengan jemuran pakaian. Santri lalu lalang. Ada yang membawa handuk dan peralatan mandi, berjalan ke send

4 hari menjelang lebaran

lho kok tiba-tiba ramadhan sudah hampir habis. Seperti beberapa teman yang lain, saya juga merasakan bahwa puasa di jogja berbeda rasanya bila puasa di kampung kelahiran. tapi sebenarnya apa yang berbeda.mungkin karena orang-orang di sekitar kita atau teman-teman kita tidak begitu peduli dengan ritual-ritual yang biasanya dilakukan oleh para tetangga dan kawan-kawankita di desa kelahiran. Kemarin secara tidak sengaja membaca blog orang lain. wah menarik sekali. dan ternyata aku sudah lama sekali nggak nulis di blog. begitu juga nulis buku harian. setelah ikut acara di Jakarta, beberapa waktu yang lalu aku pulang karena ibu minta di antar ke Surabaya untuk mengadiri acara mantenan. tapi ketika aku sampai di rumah ibu sudah berangkat bersama kakak. Aku di rumah sendirian. Wah ternyata nggak enak. Wah gimana bila aku jadi ibu yang di rumah sendirian selama berbulan-bulan. Setelah itu aku kembali ke jogja lagi mengurus revisi skripsi, melanjutkan transkrip wawancara di jakarta. Menje

Ramdhan Hampir Pergi Lagi

Ramadhan tiba-tiba dah mau pergi lagi Minggu pagi seusai sahur. Hari ini aku rindu pada Melati. puasa sudah tinggal beberapa hari lagi. Aku masih di jogja. Banyak menunda pekerjaan. Kurang bekerja keras. Masih banyak waktu untuk main, nongkrng, nonton tv atu main game. Udah lam gak nulis cerpen atau cerita anak. Semoga tuhan mengampuni. Semoga aku benar-benar menginsafi ini. HOI AKU INGIN TUNANGAN ha ha ha