Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2003
Membaca GADIS PANTAI Senin siang, 22 Des kupinjam Gadis Pantai dari perpus sastra. Aku selesai membacanya kalo nggak salam malam Rabo. Aku nggak tahu mengapa novel itu dikatakan sebagai novel yang nggak selesai. Bukankah novel itu punya ending yang bagus ? Ah lalu apa yang bisa kulakukan dengan kemalangan perempuan ? Ah entahlah. Yang pasti aku berlindung dari jatuh cinta yang menyakitkan. dan aku berlindung dari menyakitkan wanita. Amin

26/12/2003 Bengkel Sastra Bulak Sumur

Kamis Malam Malam ini dingin sekali. Tadi sore ngumpul bareng dengan teman-teman bengkel sastra bulak sumur. Ah asyik tambah rame lagi. Ada Marti, sinta, handoko, embun, em ali,dan enem ehim. Si embun membawa revisi cerpennya yang berjudul cerita-ceritaku. Si embun mengibaratkan cerita sebagi seorang wanita. Wanita itu cemburu karena si aku semakin runtang runtung dengan pena dan blok note. Wanita itu nggak mau dimadu. Bagus juga ya idenya... tapi sayang cerita itu masih terasa ndlonjong. Mungkin konfliknya kurang tajam. masih butuh diekplorasi lagi dan didramatisir lagi. Ya cukup menarik bicara tentang bagaimana ketika seorang penulis tiba-tiba tidak bisa menulis. Padahal dia sudah ketergantungan dengan 'menulis'. Kepalanya tiba-tiba terasa kosong ketika berhadapan dengan kertas, monitor komputer atau mesin ketik. dia mencoba dengan tape recorder. hasilnya lebih parah. Satu kaset habis dan yang terekam hanya bunyi korek. desah nafas. ketuk-ketuk jari di atas meja... kelu

21/12/2003 Aky, budi mulia dan fak sastra

Ziarah Menenggok kembali beberapa hari yang lalMu Delapan Desember 2003. Pagi itu aku berangkat. Berangkat dengan keraguan. Kembali ke Djogja. Untuk apa ? Untuk segera menyelesaikan kuliah yang sudah sangat membosankan. Tapi menantang juga lho. Aku punya target lulus bulan Februari ? Mungkinkah ? Mampukah aku menyelesaikan skripsi dalam waktu satu minggu sambil mengais-ngais cari rezeqi buat mengganjal perut dan biaya skripsi ? Ah berdoa sajalah. Kau masih punya tuhan kan, Faiq ? Ah Tuhan kan bukan orang yang konyol. Ya, segalanya mungkin tapi.... yang logis dong., hi hi hi Beberapa hari semenjak aku menginjak kembali kota pelajar ini aku sibukkan diri di perpustakaan. Kubaca skripsi-skripsi, kubaca buku-buku teori. ya menantang juga dan tentu saja tidak begitu menyenangkan. Tentu anda sepakat bila kukatakan bahwa membaca novel jelas lebih menyenangkan dari pada membaca skripsi dan buku metode penelitian. Begitulah.... akhirnya aku bisa menyelesaikan proposal skripsiku. Kalau ti

13/12/2003 Bersama Windu dan Pembri

hari Sabtu bangun jam 09. Mandi lalu sholat subuh, tentu saja qodho', buat surat peminjaman gedung lalu ke Purna Budaya. Ketemu bu Ratna. Eh ternyata panggungnya sudah dibooking orang lain. ya udah pakai ruang pameran saja. Berapa Bu ? 200.00 kok mahal sih. mbok seratus saja. Nggak bisa. Sudah 150 saja. Hari semakin sore dan perut semakin lapar. Fembri manjat rambutan. Windu usul beli telur. Windu goreng telur, fembri bikin sambel kecap. Nasi sudah ada. Akhirnya kenyang. Habis makan windu langsung tidur. Enak tenan.....

11/12/2003 Usia Makin Tipis

KETAWA TERUS Malam ini Fenty, tamu dari Bandung mau pulang. Menit-menit terakhir dia tertawa terus. Windu sibuk menggambar. Fembri semakin cerewet. Buka-buka milis tapi nggak gitu tertarik tertarik. Buka e-mail ternyata ada e-mail dari Kiki yang katanya sudah meninggal. Aku nggak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan. Apa yang sebenarnya terjadi. Dunia terus berputar. Usia semakin tipis.

12 Desember 2003

Ah hari ini benar-benar jadi pemalas. Bangun ketika hari sudah tua. Jalan ke kampus pinjam buku lalu menunggu angkutan untuk pulang. Oh aku harus belanja sikat gigi, sabun mandi, pasta gigi, dan shampo. ohya aku juga beli slondok. Ember itu sudah bau. Aku merendam beberapa pakaian di dalamnya dua hari yang lalu. Sekarang aku mengucek dan membilasnya di kamar mandi sekaligus mandi. Lalu.... ya aku bingung mau ngapain. Ah akhirnya tidur lagi sampai tidak sholat jumat. Sholat dhuhur pun di waktu ashar. Ah tuhan ampuni aku. usai sholat ashar aku tinggalkan tempat itu. Menunggu angkutan yang menuju ke selatan, ke arah kampus. Ohya aku perlu nelpon teman dan beberapa hari yang lalu aku dimintai adikku yang ditegal rejo untuk menelpon percetakan untuk menanyakan stiker pesanannya. Ternyata stiker itu sudah jadi tapi orang percetakan nggak mau mengantarkan ke Tegal rejo. Nanggung katanya. Selanjtnya aku ke UPT Perpus pinjambuku koleksi cadangan. Mengerikan. Waktu peminjaman satu hari. denda k

11 Desember 2003 di AKY Insist

Suatu malam yang masih muda. Di Pendopo Insist. Malam jumat. Entah jum at apa. teman-teman on/off rapat. Entah kenapa aku jadi ingin mengisahkan rapat itu. Banyak hal yang hampir selalu terjadi saat rapat-rapat yang pernah aku ikuti di AKY. Pertama pasti molor. Kedua ada acara pesen minuman kadang bahkan ada yang rapat sambil makan mi rebus lengkap dengan telur ayamnya. Asyik kan. Ketiga kadang rapat menjadi forum keluh-kesah.. Keempat spidol yang digunakan menulis di white bord tidak memuaskan. Malam ini, 11 desember 2003. Kami merencanakan perubahan model produksi ON/OFF. Untuk edisi depan kami akan membeli kertas sendiri. Ya beli kertas plano 100 gram di toko pembantu sekaligus dipotongin menjadi ukuran A-3. Katanya pihak toko mau mengantar sampai sini. Kita juga bisa beli ke saudaranya Fembri. Mungkin harganya bisa lebih murah. Kata Mumu Harga plano Rp. 335. Untuk sekali terbit kita cukup beli 4 plano itupun sudah sisa 3 rim. Jadi untuk 3 edisi kita hanya butuh 8 plano. Adapu

11 Desember 2003

Kamis sore, 11 Desember 2003. Setelah sekian lama absen, sore itu kami ngumpul lagi. Ada Himawan, Ipul, Odoy dan Nuri. Yan terakhir ini pendatang baru di BSBS. Dia adiknya odoy. Sore itu Nuri membacakan salah satu cerpen dari kumpulan cerpen kompas Derabat. ‘Maaf. Sebenarnya saya bukan pembaca yang baik. Sebelumnya makasih atas waktu dan kesempatannya.’ begitu kata Nuri basa-basi. Yang lain ada yang menanggapi ‘Aku juga pendengar yang baik’. Benar sekali kami mendengarkan sambil memperhatikan anak-anak dan remaja yang sedang berlari-lari dan meluncur dengan sepatu roda, berputar-putar di jalan, tidak jauh dari tempat kami ngumpul. Kami duduk di atas trotoar di bawah pohon beringin, di tepi jalan, di depan halaman gedung pusat ugm. Di tengah-tengah pembacaan cerpen Mumu datang dengan motor tuanya. Odoy langsung menyambutnya dengan menanyakan mbak Yudith. ‘Ah ribut saja. diam’ bentak Ipul pada Odoy. Nuri berhenti. Aku minta terus saja. Mumu mengajak salaman kami satu persatu. Nuri berhe

11 Desember 2003

Kamis siang 11 des 03. Diajak anas ke rumah mas landung di gejayan. Aku hanya mendengarkan obrolan tentang persiapan pentas teater sambil ndodosi gudang garamnya Anas dan sesekali meminum teh anget. ada anjing kecil-kecil